REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Sebanyak tiga menteri Daerah Otonomi Papua New Guinea (PNG) mengunjungi Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Mereka belajar di Bantaeng (PNG) dan menimba berbagai ilmu di wilayah Sulsel yang sangat berkembang itu.
"Di rombongan ini, kami menyertakan Menteri Ekonomi Pembangunan, Fidelis Semoso, Menteri Keuangan Albert Punghao, pendamping dari University Sidney, dan delapan anggota delegasi lain," kata Menteri Industri Daerah Otonom Bougainville, Papua Nugini Nicholas Darku. Darku memimpin rombongan untuk studi banding di Bantaeng, sejak Sabtu (28/11).
Rombongan Darku disambut baik Asisten III Pemerintah Kabupaten Bantaeng, Bahtiar, dan sejumlah Kepala SKPD dan camat di rumah Jabatan Bupati Bantaeng. Kehadiran para menteri dan delegasi di Bantaeng untuk mempelajari tentang proses pembuatan benih berbasis teknologi.
Kabupaten Bantaeng kini menjadi kabupaten berbasis teknologi. Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah telah menjadikan daerah ini sebagai basis pengembangan benih. Menurutr Nurdin, produksi hasil pertanian yang bagus sangat tergantung dari kualitas benihnya.
Berkaitan dengan hal itu, Darku mengatakan, daerah bagian Bougainville ini menjadi bagian penting bagi Papua Nugini karena sebagai penghasil kakao terbesar di negara bekas jajahan Inggris itu.
"Kami dengar Bantaeng bisa mengembangkan teknologi pertanian. Kami punya produksi kakao dan kami ingin mengembangkan kakao dengan sistem teknologi," jelasnya.
Nurdin menyambut baik kehadiran tamu-tamunya di Bantaeng. Dia mengatakan, kehadiran tamu dari luar negeri itu merupakan satu kehormatan tersendiri bagi Pemkab Bantaeng. Karena itu, pihaknya akan memberikan berbagi pengalaman dan memberikan layanan secara optimal.