Sabtu 07 Nov 2015 01:09 WIB

Ayah Korban Dugaan Malpraktik Akui Ada Keganjilan Kematian Anaknya

Rep: C23/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Malpraktik, ilustrasi
Foto: zizzahaz.wordpress.com
Malpraktik, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibrahim Blegur, ayah dari Falya Raafan Blegur (1 tahun), yang diduga menjadi korban malpraktik Rumah Sakit (RS) Awal Bros, Bekasi, beberapa waktu lalu, mendatangi kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Menteng, Jumat (6/11).

Kedatangan Ibrahim adalah untuk meminta pertolongan KPAI agar menanyakan perihal penyebab kematian anaknya pada pihak RS Awal Bros.  Karena ia mengaku telah mencoba melakukan hal itu, namun tak pernah ada jawaban.

"Kalau saya yang tanya (ke RS Awal Bros), tak pernah didengar. Kalau KPAI, mungkin akan didengar, maka dari itu saya datang ke sini," ungkap Ibrahim di kantor KPAI, Menteng, Jakarta Pusat.

Saat anaknya meninggal pada Ahad (1/11) lalu, Ibrahim mengaku tak diberi keterangan apapun. Ketika bertanya, lanjutnya, dokter yang menangani pun tak menjawab.

Keganjilannya semakin kentara ketika Ibrahim hendak mengambil jenazah anaknya, namun tak dikenakan biaya apapun. "Saat saya bawa anak saya keluar, saya tidak dimintai biaya. Ini kan aneh, padahal kalau ambil jenazah itu harus pakai biaya," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Falya Raafan Blegur meningga di RS Awal Bros, Bekasi, Ahad (1/11). Ia diduga tewas akibat suntikan antibiotik yang diberikan perawatnya di sana.

Namun Ibrahim mengaku tak mengetahui pasti apakah anaknya meninggal karena overdosis antibiotik atau alergi antibiotik. Karena Falya, kata dia, baru pertama kali menjalani perawatan di rumah sakit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement