REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ardias Pratama, bocah sepuluh tahun korban terlindas truk pasir di Cibitung, Ahad (18/10) pekan lalu, belum menyadari bila kakinya harus diamputasi setelah operasi dilakukan di RS UKI Jakarta Timur.
Ucin Rukmana 37 tahun, sang ayah mengatakan keluarga masih menunggu waktu yang tepat memberitahukan kondisi fisik Ardias setelah ia sadar. "Ardias sempat sadar, tapi ia hanya tahu ketabrak mobil dan lagi di rumah sakit," ujar Ucin ketika berbincang dengan Republika.co.id, Sabtu (24/10).
Ucin khawatir bila putranya belum siap menerima fisiknya ini, terutama ketika seluruh kaki kirinya dan sebagian kaki kanan dari betis harus diamputasi. Putranya sempat sadar setelah dilakukan operasi amputasi pada Senin (19/10) lalu, namun ia tidak mengetahui bila kedua kakinya sudah diamputasi.
Ardias Pratama merupakan korban kecelakaan di Cibitung Ahad lalu. Ia terlindas truk setelah terjatuh saat bersepeda dengan temannya. Ardias mengalami luka parah dengan seluruh kaki kiri dan kaki kanan dari betis hancur tergilas truk.
Setelah sempat dilarikan ke RS Karya Medika Cikarang, Ardias kemudian dirujuk ke RS UKI Jakarta Timur untuk dilakukan operasi amputasi. Namun kondisi ekonomi keluarga yang hanya pedagang kelontong membuat Ucin ayahnya tidak mampu menanggung biaya operasi yang mencapai Rp 70 juta.
Terlebih Ucin tidak terdaftar BPJS Kesehatan, sehingga sulit untuk mendapatkan bantuan dana. Setelah informasi bantuan ini tersebat di media sosial berbagai bantuan mulai meringankan beban operasi Ardian termasuk bantuan dari kalangan artis dan Kementerian Sosial.