REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok teroris Santoso menebar ancaman terhadap siapapun di Sulawesi Tengah (Sulteng). Ancaman tersebut sudah dibuktikan dengan tiga petani tewas dibunuh oleh kelompok tersebut beberapa hari lalu.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti sudah memerintahkan jajarannya untuk turun tangan mengamankan warga setempat. Terutama yang berada di kebun maupun di sungai. "Kalau menjaga satu persatu ya nggak mungkin," ujar Badrodin, di Mabes Polri, Kamis (17/9).
Badrodin juga menghimbau agar warga untuk menjaga diri. Terutama terhadap kelompok teroris Santoso. Sejauh ini, ancaman tersebut belum ditemukan sampai ke luar daerah Sulteng. Hingga kini, kata Badrodin, polisi sedang melakukan pengejaran terhadap pelaku pembunuhan tersebut.
Sebelumnya, peristiwa pembunuhan terjadi di Dusun Baturiti, Desa Balinggi, Kabupaten Parigi Moutong, Ahad (13/9). I Nyoman Astika (70) dibunuh dengan cara leher dipenggal.
Kemudian pada, Senin (14/9) pukul 10.00 WITA di Desa Torue, Parigi Moutong, Hengky (50) warga setempat juga tewas dibunuh. Pada Selasa (15/9) sore Tim gabungan Polres Parigi Moutong dan Brimob Polda Sulteng, menemukan lagi satu mayat dengan kondisi badan utuh. Mayat tersebut ditemukan di 10 kilometer dari Desa Salubunga, Kecamatan Sausu dengan luka tusukan.