Jumat 29 May 2015 07:41 WIB

Masyarakat Bali Minta Jokowi tak Bohong soal Reklamasi Teluk Benoa

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah pengunjuk rasa membawa bendera dan berbagai atribut anti reklamasi saat berunjuk rasa di Teluk Benoa, Badung, Bali, Jumat (15/8). (Antara/Nyoman Budhiana).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Sejumlah pengunjuk rasa membawa bendera dan berbagai atribut anti reklamasi saat berunjuk rasa di Teluk Benoa, Badung, Bali, Jumat (15/8). (Antara/Nyoman Budhiana).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Ribuan warga masyarakat Bali dari berbagai elemen dan kabupaten, Kamis (28/5) melakukan aksi memprotes rencana reklamasi Teluk Benoa. Mereka menolak ide pengurugan teluk dengan dalih penyelamatan itu.

"Kami sudah sekian tahun dibohongi, jadi jangan dibohongi lagi," teriak para pengunjuk rasa.

Aksi demo dilakukan di bagian timur lapangan Renon Depasar, dimulai seitar 14.00 wita. Pengunjuk rasa kemudian bergerak ke arah selatan dan melakukan orasi di jalan raya Puputan Renon, tepatnya di sebelah selatan Monumen Bajra Sandi.

Diantara yel yang mereka teriakkan adalah tuntutan dibatalkannya Perpres Nomor 51 tahun 2014. Perpres dibuat semasa kepemimpinan Presiden Yudhoyono dan masyarakat Bali menaruh harapan terpilihnya Jokowi sebagai Presiden, bisa mencabut perpres itu.

"Kami meminta kepada pemerintah, tentunya kepada Presiden Jokowi untuk membatalkan reklamasi dan mencabut Perpres Nomor 51 Tahun 2014," kata salah seorang pengunjukrasa asal Gianyar, Putu Sumiada.

Dalam aksinya, para pengunjuk rasa membawa poster berbagai ukuran yang isinya menolak rencana reklamasi. Mereka juga membuat patung bertopeng wajah Jokowi, yang menenteng dua poster tuntutan pembatalan reklamasi.

Poster di tangan kanan "Jokowi " berisi tulisan "Jangan urug Teluk Benoa, saya mau cabut Perpres nomor 51 Tahun 2014". Sedangkan poster di tangan kiri Jokowi berisi tulisan "Siap menerima aspirasi masyarakat Bali".

Pengunjuk rasa lainnya, Subagiarta  meminta pemerintah tidak menjadikan Teluk Benoa sebagai komoditas politik. Menurut dia, muara sungai adalah salah satu tempat yang  disakralkan oleh ummat Hindu, sehingga harus dihormati.

"Jangan cederai persaan masyarakat Bali," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement