Ahad 10 May 2015 13:00 WIB

Penasihat HB X: Ada Upaya Benturkan Islam-Keraton Yogya

Rep: C38/ Red: Bayu Hermawan
Keraton Yogyakarta
Keraton Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penasihat Sri Sultan Hamengku Buwono X, Ustadz Muhammad Jazir menghimbau agar umat Islam bersikap bijaksana dalam menyikapi Sabda Raja dan kondisi Keraton Yogyakarta saat ini.

"Kita sebagai umat Islam jangan terbawa strategi musuh untuk membenturkan antara Islam dengan Kraton. Jangan melihat Islam dan Keraton secara berhadap-hadapan, karena memang itu yang diinginkan oleh musuh-musuh Islam," ujarnya kepada Republika, Jumat (8/5).

Ia melanjutkan, Sabda Raja adalah domain keraton. Menurutnya Sabda Raja dan dhawuh raja hanya menyangkut urusan tahta, yang kebetulan harus mengubah paugeran (aturan yang selama ini berlaku).

"Paugerannya tidak memungkinkan GKR Pembayun untuk naik tahta kalau gelarnya tidak diubah. Sultan dengan Sabda Raja ingin mengubah gelar itu agar anak perempuannya bisa naik," jelas pria yang juga merupakan Ketua Takmir Masjid Jogokaryan, Yogyakarta.

Jazir berharap agar umat Islam tidak terseret arus. Menurutnya, persoalan ini akan berujung kepada, apakah Kraton masih Islam atau sudah tidak Islam lagi. Itu bukan hal yang diinginkan oleh umat Islam. Ia menambahkan jika efek dakwahnya akan besar kalau umat sampai terseret ke dalam wacana tersebut.

"Kita tidak ingin umat berbenturan dengan keraton. Justru sebaliknya, umat Islam harus bisa menjaga hubungan baik dengan kraton agar nuansa keislaman di keraton tetap terjaga. Jangan malahan dihadap-hadapkan karena itu akan meruncing," jelasnya.

Ia mengimbau kepada umat Islam agar mendukung keluarga Keraton untuk segera melakukan islah atau rujuk.

"Kita selesaikan masalah ini dan kembali kepada UU Keistimewaan Yogyakarta untuk bersama-sama menjaga warisan sejarah kita," tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement