Rabu 06 May 2015 19:05 WIB

Bahan Dicurigai Boraks Disita dari Pabrik Kerupuk Jengkol

Rep: C25/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kerupuk Jengkol
Kerupuk Jengkol

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah bahan-bahan dicurigai berbahaya bagi manusia ditemukan di sebuah pabrik jengkol di Kampung Pulo Harapan Indah, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (6/5).

Temuan didapat saat sejumlah petugas dari Kelurahan Cengkareng Barat melakukan pendataan terhadap pabrik-pabrik yang ada di wilayahnya sekitar pukul 10.00 WIB tadi.

Bahan-bahan mencurigakan tersebut rencananya akan diamankan ke Kecamatan, untuk selanjutnya dibawa ke BPOM untuk dilakukan tes laboraturium.

Lurah Cengkareng Barat Imbang Santoso, mengatakan, awalnya pihaknya sekadar ingin melakukan pendataan kepada pabrik-pabrik yang ada di wilayahnya. Namun ada laporan warga yang menduga kalau pabrik tersebut menggunakan bahan pengawet boraks.

Imbang menuturkan kalau dari pendataan tersebut, pihaknya menemukan adanya sejumlah bahan yang diduga boraks, tawas, pewarna, dan gula sintetis.

Dari penemuan itulah, pihak kelurahan menyita sampel dari bahan-bahan tersebut tersebut untuk dibawa ke Kecamatan dan selanjutnya akan diteliti di Badan Pengawas Obat dan Makanan. Salah satu bahan yang disita adalah bleng, bahan berbentuk bubuk, berwarna merah pudar, untuk mengenyalkan jengkol, dan menempel di kulit saat disentuh.

Pemilik pabrik kerupuk jengkol tersebut, Hendra (36), yang ditemui Rabu (6/5) siang, membantah kalau pabriknya menggunakan bahan-bahan berbahaya.

Hendra juga menjelaskan kalau pabriknya dalam sehari bisa memproduksi 30 karung kerupuk jengkol.  Hendra juga menceritakan kalau pabriknya tersebut dahulu adalah kerupuk panggang, dan baru beralih menjadi pabrik kerupuk jengkol sekitar delapan tahun terakhir.

Hendra menambahkan jika pabrik kerupuk jengkolnya memiliki dua belas pegawai dengan gaji sekitar empat puluh hingga lima puluh ribu rupiah per hari.

Ia juga menyebut kalau kerupuk jengkol tersebut biasa dijual di Jabodetabek, dengan harga lima ratus rupiah untuk satu plastik kecilnya. Menurutnya, kedatangan petugas kelurahan dan sejumlah rekan-rekan media sangat mengagetkan, khususnya bagi para pegawai. "Kaget saya, nggak tau ada apa," jelasnya.

Kapolsek Cengkareng, Kompol Sutarjono, yang dihubungi via telfon, menegaskan kalau pihaknya belum bisa melakukan penahanan kepada pihak terkait, termasuk kepada pemilik dan sejumlah pegawai yang bekerja di sana. Sutarjono mengaku akan menunggu hasil dari pemeriksaan Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk tindakan selanjutnya.  "Kami menunggu hasil pembuktian dari BPOM," tegasnya.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement