Kamis 07 May 2015 10:43 WIB

Dilaporkan Pakai Boraks, Pabrik Kerupuk Jengkol Digerebek

Rep: c 25/ Red: Indah Wulandari
Kerupuk Jengkol
Kerupuk Jengkol

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebuah pabrik kerupuk jengkol di Kampung Pulo Harapan Indah, Cengkareng, Jakarta Barat dilaporkan warga menggunakan bahan-bahan pembuatan yang berbahaya bagi kesehatan.

Bahan mencurigakan tersebut didapatkan saat sejumlah petugas dari Kelurahan Cengkareng Barat melakukan pendataan terhadap pabrik-pabrik yang ada di wilayahnya, pada Rabu (6/5) pagi, sekitar pukul 10.00 WIB. Sampel dari bahan-bahan mencurigakan tersebut akhirnya dibawa oleh petugas.

Bahan-bahan tadi dibawa petugas Kelurahan Cengkareng Barat tersebut diamankan dan selanjutnya dibawa ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk dilakukan tes laboraturium.

Pabrik kerupuk bermerek RIO itu memakai sistem tradisional. Di depan halaman pabrik berjejer tampah-tampah berjaring yang biasa digunakan untuk menjemur jengkol yang sudah direndam.

Lurah Cengkareng Barat Imbang Santoso yang memimpin pendataan menegaskan, hanya melakukan pendataan kepada pabrik-pabrik yang ada di wilayahnya. Menurut Imbang, hal itu dilakukan sekaligus menindaklanjuti laporan warga yang menduga kalau pabrik tersebut menggunakan bahan pengawet boraks.

"Sekalian tadi mendata pabrik-pabrik di wilayah sini," kata dia.

Imbang menuturkan kalau dari pendataan yang dilakukan, pihaknya memang menemukan adanya sejumlah bahan yang diduga boraks, tawas, pewarna buatan, dan gula sintetis.

Pemilik pabrik kerupuk jengkol UD Matahari tersebut, Hendra (36 tahun) membantah kalau pabriknya menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya pada kerupuk jengkol produksinya.

Hendra justru  menjelaskan dengan gamblang kalau pabrik tradisionalnya tersebut bisa menghasilkan kurang lebih 30 karung kerupuk jengkol dalam satu hari produksi.

Kerupuk jengkol tersebut biasa dijual di area Jabodetabek dengan harga Rp 500 untuk satu plastik kecilnya. Menurutnya, kedatangan petugas kelurahan dan sejumlah wartawan sangat mengagetkan, khususnya bagi para pegawai.

"Kaget saya, nggak tahu ada apa," jelasnya.

Kapolsek Cengkareng Kompol Sutarjono mengaku, masih akan menunggu hasil pemeriksaan BPOM.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement