REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan mediasi antara Pemerintah Provinsi DKI dan DPRD DKI di gedung Sasana Bhakti Praja, Kementerian Dalam Negeri, Jakarta Pusat pada Kamis (5/3), mulai pukul 09.40-11.45 WIB berlangsung ricuh.
Rapat terkait evaluasi RAPBD 2015 dilaksanakan secara tertutup, dan awak media dilarang meliput. Dalam pertemuan tersebut, dihadiri petinggi Kemendagri, Banggar DPRD DKI Jakarta, Pemprov DKI, dan pimpinan DPRD DKI.
Menjelang makan siang suasana pertemuan mendadak memanas. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok dan pihak DPRD terlibat adu argumen hingga suaranya terdengar hingga keluar ruangan.
Setelah itu pertemuan pun akhirnya berakhir. Ahok keluar melalui jalan pintas untuk menghindari kejaran para pewarta. Kedua kubu emosi, semua anggota rapat baik Pemprov maupun DPRD terlihat emosional dan saling mencibir.
Saat keluar ruangan, semua anggota rapat berhamburan. Dari pintu keluar rapat, Wakil Ketua DPRD DKI Abraham 'Lulung' Lunggana mengatakan, Ahok dalam keadaan emosi ketika pertemuan dihelat.
Setelah makan siang, pihak DPRD DKI menggelar jumpa pers. Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengatakan, pertemuan awalnya berjalan dengan baik dan beretika. Namun, pada penghujung pertemuan, Prasetyo mengungkapkan Ahok emosinya tengah meningkat dan memaki anak buahnya.
"Dalam pembahasan tiba-tiba ada keributan yang tidak ada selesainya, saya sudah katakan di pidato awal supaya beretika, tapi ia sendiri tidak bisa menghormati dirinya. Ia teriak-teriak memaki anak buahnya di depan khalayak umum," kata politikus PDIP tersebut di kantor DPRD, Kamis (5/3).
Menurut Prasetyo ia sangat menghargai setiap kinerja yang dilakukan Gubernur DKI. Namun, satu hal yang tidak disukainya, yakni etika Ahok. Selama pertemuan berlangsung Prasetyo mengatakan tidak ada permasalahan, namun Ahok yang membuat kisruh ini terjadi.