REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat melakukan gerakan pengumpulan Koin untuk Australia sebagai bentuk protes atas ungkapan Perdana Menteri Australia Tony Abbott. Abbott menyinggung bantuan yang pernah diberikannya kepada Indonesia saat bencana tsunami Aceh terjadi pada 2004 silam.
Wakil Presiden Jusuf Kalla pun menilai aksi yang dilakukan oleh masyarakat baik melalui media sosial maupun aksi penggalangan dana ini dilakukan sebagai bentuk rasa emosi masyarakat terhadap pernyataan PM Australia itu.
"Ya itu rasa emosi masyarakat," kata JK di kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Senin (23/2).
Menurutnya, pernyataan Abbott yang mengungkit pemberian bantuan kemanusiaan tersebut tak pantas untuk disampaikan. Terlebih di saat Indonesia akan melaksanakan putusan hukuman mati terhadap dua warga negaranya.
"Yang kedua, bantuan itu kan dikumpulkan oleh masyarakat, tentu sebagian besarnya. Seperti PMI, masyarakatnya, anak sekolah tentu ada juga dari pemerintah. Pasti," jelas Kalla.
Kendati demikian, eksekusi mati terhadap dua terpidana Myuran Sukumaran dan Andrew Chan akan tetap dilakukan meskipun saat ini hukuman tersebut masih ditunda pelaksanaannya.
Sementara itu, terkait pengerahan tiga pesawat Sukhoi SU-30MKI yang diterbangkan dari Lapangan Udara Sultan Hasanuddin Makassar ke Bandara Ngurah Rai, Bali untuk pengamanan pemindahan dua terpidana mati dinilainya merupakan hal yang wajar.
"Ya kan Sukhoi itu latihan," kata JK.
Seperti diketahui, Kejaksaan Agung akhirnya menunda pelaksanaan eksekusi mati tahap II guna memenuhi permintaan Pemerintah Australia dan dua keluarga terpidana mati kasus narkoba asal negara tersebut, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.