Jumat 20 Feb 2015 15:00 WIB

Susi Dorong Penurunan Harga Pakan Ikan

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberi keterangan pers di kantor KKP, Jakarta, Jumat (21/11).  (Antara/Fanny Octavianus)
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberi keterangan pers di kantor KKP, Jakarta, Jumat (21/11). (Antara/Fanny Octavianus)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mendorong penurunan harga pakan ikan, guna membangkitkan gerakan kemandirian pakan di Tanah Air yang dinilai bisa berimbas kepada peningkatan produksi perikanan budidaya.

"Pemerintah berupaya mendorong penurunan harga pakan dengan memenuhi kebutuhan bahan baku lokal melalui Gerakan Pakan Ikan Mandiri (Gerpari)," kata Susi di Jakarta, Jumat (20/2). Hal itu dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan mengingat antara lain pakan untuk ikan atau udang menjadi komponen produksi utama yang menentukan keberhasilan produksi perikanan, khususnya budidaya ikan air tawar.

Menteri Susi juga berpendapat bahwa Gerpari menjadi penting dan strategis karena dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku pakan ikan impor dan mendorong peningkatan penggunaan bahan baku lokal.

"Sehingga pembudidaya menjadi lebih mandiri dan mempunyai tingkat pendapatan yang lebih baik yang ujung-ujungnya akan secara langsung meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Susi.

Ia juga mengungkapkan bahwa hasil pertemuan dengan Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) beberapa waktu yang lalu telah menyepakati penurunan harga pakan ikan secara bertahap.

Pada Maret 2015, harga pakan diklaim akan mulai diturunkan Rp 1.000/kg. Terkait hal itu, KKP memberikan apresiasi yang tinggi kepada pabrik pakan ikan/udang atas niat baik dan dukungannya terhadap program pemerintah tersebut.

KKP juga telah membuat tujuh program unggulan 2015-2019 untuk mencapai perikanan budidaya yang tangguh dan mandiri, antara lain pengembangan pakan ikan mandiri untuk menekan biaya hingga kurang dari 60 persen.

Program lainnya adalah pengembangan 100 sentra perikanan budidaya terpadu, peningkatan daya saing produk, peningkatan produksi perikanan dua kali lipat menjadi 31,3 juta ton pada 2019, penyediaan induk dan benih unggul, pelestarian dan keberlanjutan sumber daya perikanan budidaya, serta pengembangan kewirausahaan pembudidaya ikan.

Sedangkan untuk kegiatan prioritas 2015 adalah pengembangan daya saing dengan sertifikasi budidaya ikan 8.200 unit dan sertifikasi pembenihan ikan 465 unit, peningkatan produksi rumput laut dengan kultur jaringan 100 lokasi kebun bibit rumput laut, dan pengembangan kemandirian dengan Gerakan Pakan Ikan Mandiri (Gerpari) di 70 lokasi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement