Rabu 11 Feb 2015 23:43 WIB

Rikwanto: Kasus Pemukulan Anggota Polda tak Terkait Penyidikan Samad

Rep: C05/ Red: Bayu Hermawan
Rikwanto
Foto: Republika/Rakhmawaty
Rikwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Tiga orang anggota kepolisian menjadi korban pengeroyokan yang dilakukan oleh oknum Pomal TNI di Bengkel Cafe, Sabtu (7/2) dinihari. Terkait hal ini, Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Polri, Kombes Pol Rikwanto menyatakan petugas polisi yang menjadi korban tidak sedang menyelidiki Feriyani Lim.

Rikwanto menjelaskan kronologi terkait kejadian itu. Dia menyatakan tiga perwira Polri Kompol Teuku Arsya Khadafi, Kompol Budi Hermanto dan Iptu Rovan berada di TKP saat kejadian sedang terjadi.

"Selain mereka ada juga beberapa beberapa warga sipil yang ikut," kata dia, Rabu (11/2).

Ia mengatakan, mereka bertiga dan juga yang lainnya rapat terkait isu Jakarta yang masuk kota paling rawan kejahatan nomor lima di dunia. Hal ini berdasarkan lansiran survei yang ada. "Jadi bukan mengurus tentang Feriyani Lim," ucapnya.

Rikwanto menambahkan yang menjadi korban yaitu Arsya Khadafi dan juga Budi Hermanto. Teuku Arsya merupakan korban yang mendapat luka paling parah dan harus dirawat di rumah sakit.

"Lukanya di bagian muka, leher, dan bagian belakang badan. Sedangkan untuk Budi, luka di bagian perut namun tak separah Arsya," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kompol Teuku Arsya Khadafi dan Kompol Budi Hermanto, dua anggota Subdit Jatanras Direkrimum Polda Metro Jaya menjadi korban pemukulan oleh oknum TNI di kawasan SCBD.

Berdasarkan informasi, kasus pemukulan itu terjadi pada Sabtu (7/2) sekitar pukul 01.00 WIB. Kejadian bermula saat kedua korban bersama tim khusus sedang bertugas di SCBD, tiba-tiba petugas Pom AL datang.

Kompol Budi kemudian menanyai para petugas Pom AL tersebut mengenai sprint tugasnya. Petugas Pom AL menolak dan kemudian Mayor Tugi dari Pom AL berbicara dengan pihak kepolisan, dan masalah sudah dianggap selesai.

Akan tetapi, selang beberapa saat kemudian datang seorang oknum yang diketahui bernama Kolonel Nazali. Situasi kemudian memanas, lalu Kompol Budi yang sedang di toilet dituduh oleh oknum TNI membuang narkoba. Kemudian terjadi pemukulan dan perampasan barang berupa tas, senpi dua pucuk dan cincin terhadap Kompol Arsya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement