REPUBLIKA.CO.ID, KOBA -- Wakil Bupati Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, Patrianusa Sjahrun mengatakan, Salamun (18) warga Pasir Garam, Kecamatan Simpangkatis, membutuhkan penanganan medis untuk menghilangkan kecanduan mengonsumsi bahan bakar minyak jenis bensin.
"Ketergantungannya sangat tinggi. Bahkan tidak memiliki semangat hidup jika dalam sehari tidak mengonsumsi dan menghirup aroma bensin," Patrianus di Koba, Rabu (4/2).
Patrianusa sudah memerintahkan tim medis untuk menangani kebiasaan buruk pemuda tersebut, sebelum membahayakan bagi kesehatannya. "Ini pertama kali saya melihat kasus ketergantungan atau kecanduan bensin," ujarnya.
Menurut dia, pemuda tersebut harus dibawa ke psikiater atau dilakukan penanganan medis secara serius karena kebiasaan menghirup aroma dan meminum besin. Kebiasaan itu pasti berdampak terhadap kesehatannya.
"Saya sempat berbincang dengan Salamun, sepanjang pembicaraan tidak ada masalah dengan syarafnya. Salamun bicara seperti pemuda normal lainnya, namun kondisi fisiknya lemah," ujarnya.
Pemuda pecandu bensin itu, kata dia, tidak jarang mencuri bensin di dalam tangki kendaraan orang untuk bisa mendapatkan barang tersebut. "Kasihan juga melihatnya, maka perlu penanganan medis untuk menghilangkan kebiasaan buruk tersebut," ujarnya.
Salamun sendiri mengaku sudah lama mengonsumsi bensin sehingga sudah menjadi kebutuhan. Setiap hari dia bisa menghabiskan beberapa liter bensin. Menurut dia, tidak hanya dirinya yang seperti itu, tetapi ada sejumlah pemuda lainnya. "Awalnya hanya ikut-ikutan saja, namun kemudian menjadi ketergantungan dan kebutuhan setiap hari."