Jumat 30 Jan 2015 19:33 WIB

CIA dan AS Disebut PDIP Berkepentingan Atas Kisruh KPK-Polri

Rep: C02/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Politikus PDIP Effendi Simbolon
Foto: Yogi Ardhi
Politikus PDIP Effendi Simbolon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan rival selama pilpres, Prabowo Subianto diharapkan bisa menyelesaikan permasalahan KPK dengan Polri. Politikus asal PDIP Effendi Simbolon mengatakan, pertemuan presiden yang diusungnya itu semoga bukan hanya basa basi. 

Sebab menurutnya, Jokowi terlalu banyak mendengarkan pendapat. Sehingga melupakan kewenangannya sendiri untuk memutuskan perkara KPK dengan Polri.  “ Semoga pertemuan itu, bukan hanya basa basi,” ujar Effendi Simbolon, Jumat (30/1)

Ia menilai kasus KPK dengan Polri, Bambang Widjojanto dan Budi Gunawan sebagai pengalihan perhatian oleh sejumlah orang yang berkepentingan dengan Jokowi.  Sehingga renegosiasi Freeport bisa diperpanjang.  Padahal, pemerintahan SBY memberikan lima poin untuk renegosiasi kontrak. 

Tapi diabaikan begitu saja oleh Jokowi dengan memperpanjang kontrak Freeport.  Ia mengkhawatirkan sejumlah pihak seperti CIA dan Amerika Serikat berperan banyak dalam pengalihan perhatian untuk memperpanjang kontrak dengan Freeport. “Sebagai kawan, berhati-hatilah,” Effendi Simbolon mengingatkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement