REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK-- Cara 'blusukan' Presiden Joko Widodo dinilai sebagai salah satu cara pembelajaran sosial dari seorang pemimpin untuk memahami kebutuhan dan keinginan warganya, kata analis sekaligus pakar perencanaan tata kota, Bakti Setiawan.
"Jokowi blusukan itu untuk 'social-learning'. Dengan melihat kondisi warga secara langsung, Jokowi sedang mempelajari apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh warganya," kata Bakti di Kampus UI Depok, Selasa.
Bakti menilai, mantan wali kota Surakarta yang biasa disebut Jokowi itu telah sukses melakukan social-learning saat ia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dalam kapasitasnya sebagai perencana kota, Bakti berpendapat Jokowi telah sukses dalam membangun kota Jakarta selama masa jabatannya dengan pembangunan sejumlah fasilitas warga seperti rumah susun, kampung deret, dan juga beberapa taman kota.
Kendati demikian, ia berpendapat Jokowi masih perlu melakukan social-learning dalam jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia saat ini. "Saya kira masih perlu. Justru ini jadi PR bagi Jokowi untuk dapat memahami keberagaman yang ada di Indonesia, dan ia harus menyatukan keberagaman itu," kata dia.
Ia mengatakan, Jokowi harus terus menjaga performanya untuk blusukan agar bisa melihat permasalahan yang ada di Indonesia secara luas. Selain itu, lanjut Bakti, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga harus mau mendengar segala keluhan yang dirasakan oleh masyarakatnya.
Menurut Bakti, Jokowi harus memiliki pengalaman lebih banyak dalam memahami keberagaman yang ada di Indonesia. "Ia harus memiliki pengalaman lebih dari satu setengah tahun menjabat sebagai Gubernur DKI," ujar dia.