Rabu 19 Nov 2014 11:05 WIB

Jelang Siang, Angkot di Terminal Kalideres Berkurang

Rep: C92/ Red: Yudha Manggala P Putra
 Sopir angkutan kota (angkot) melakukan aksi mogok.  (liustrasi)
Foto: Antara/Dewi Fajriani
Sopir angkutan kota (angkot) melakukan aksi mogok. (liustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di hari kedua penerapan kenaikan tarif BBM, sejumlah trayek di Terminal Kalideres, Jakarta Barat dikabarkan mengurangi jumlah armadanya menjelang pukul 10.00 WIB. 

"Mikrolet M13 jurusan Kalideres-Kapuk. Pagi tadi dicek full, tapi siang agak berkurang," kata Kepala Terminal Dalam Kota Kalideres, Frendy Manalu kepada Republika, Rabu (19/11).

Walaupun begitu, Frendy mengaku secara umum kondisi di Terminal Kalideres terpantau lancar. Sejak pagi, ia telah melakukan pengecekan di sejumlah trayek dan tidak menemukan adanya aksi mogok. Ia juga mengatakan aksi mogok itu sebenarnya tidak sesuai dengan keinginan para pengemudi.

"Kalau kurang angkot, kayanya kurang. Setelah saya tanyain satu-satu secara acak dari pagi, pengemudi sebenarnya nggak mau," kata Frendy.

Dari sekian trayek yang beroperasi di Terminal Kalideres, Frendy mengatakan ada dua trayek yang tegas menolak aksi mogok. Trayek itu adalah Metromini 80 dan 84.

 

Sementara, Staf Tata Usaha Terminal Antar Kota Kalideres, Iwan Rukiyadi mengatakan tidak ada aksi mogok dari para pengemudi angkutan antar kota. Para pengemudi juga tidak menaikkan tarif.  "Kalau ekonomi nggak ya, karena kan kita awasi langsung. Kalau yang AC, sepertinya langsung karena itu kan kebijakan dari masing-masing perusahaan," kata Iwan.

Ia mengatakan, para pengemudi bus antar kota masih menunggu keputusan dari Kementrian Perhubungan untuk menaikkan tarif angkot. Kenaikan tarif ini biasanya terjadi sebelum Natal.

Meskipun tak ada aksi mogok dari para supir angkot, Frendy mengatakan pengelola Terminal Dalam Kota Kalideres telah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat.  "Kita sudah antisipasi dengan truk dan bus dari TNI dan Polri. Ada juga bus-bus karyawan dari Pemda," kata dia.

Ditanya mengenai jumlah armada yang disiapkan untuk antisipasi ini, Frendy mengaku tak tahu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement