REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wapres Jusuf Kalla menyatakan Indonesia pada mulanya tidak memiliki dana membeli senjata.
"Negara tidak punya dana untuk beli senjata, lalu Pindad dari industri panci bisa jadi industri senjata kerja sama dengan industri mesin dan mobil. Kita hadir di sini dalam Indo Defence harapkan kerja sama yang luas dan saling menunjang, karena hal itu bisa menciptakan perdamaian," tambah Jusuf Kalla, saat membuka acara indo defence, di Jakarta, Rabu (5/11).
Oleh karena itu, Wapres berharap agar pengembangan teknologi pertahanan mampu menunjang kebijakan pemerintah yang lebih menitikberatkan pada poros maritim.
Pameran industri pertahanan "Indo Defence 2014 Expo" yang digelar pada 5-8 November 2014 di Jakarta International Expo, Kemayoran itu memamerkan produk persenjataan 700 perusahaan peralatan pertahanan dari 56 negara.
"Melalui 'event' Indo Defence 2014 Expo ini diharapkan mampu mendorong kerja sama dengan negara lain untuk pemenuhan kebutuhan alutsista TNI," ucap Menteri Pertahanan Rymizard Ryacudu dalam sambutannya.
Diharapkan pengunjung pameran mencapai 20 ribu orang, baik dari dalam maupun luar negeri. Pameran ini tercatat sebagai pameran berskala besar.
Beberapa negara yang tercatat ikut andil dalam pameran yakni Qatar, Malaysia, Timor Leste, Jepang, Pakistan, Swedia, Portugal, Brazil, Rep. Ceko, Turki, Inggris, Prancis, Singapura, Korea, Australia, Amerika Serikat, dan Rusia.
Dari dalam negeri, perusahaan-perusahaan yang ikut terlibat yakni PT Pindad, PT INTI, PT Krakatau Steel, PT PAL, PT Industri Kapal Indonesia, PT Palindo Marine, Bakamla (Badan Kemanan Laut), Basarnas, LAPAN, LIPI, TNI, Polri, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Perindustrian.