Ahad 07 Sep 2014 20:32 WIB

Janji Benahi Sektor Migas, Jokowi Diharapkan tak Sekedar Retorika

Jokowi (Joko Widodo) di Balai Kota, Jakarta, Rabu (3/9). (Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Jokowi (Joko Widodo) di Balai Kota, Jakarta, Rabu (3/9). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernyataan presiden terpilih Joko Widodo soal posisi menteri ESDM di kabinetnya akan diisi orang muda, profesional, punya kemampuan serta berpengalaman di bidang energi diapresiasi Direktur Indonesia Publik Institut, Karyono Wibowo. Namun Karyono berharap pernyataan Jokowi bukan sekedar retorika.

Menurutnya, pernyataan Jokowi merupakan sinyal jika pria kelahiran Solo, Jawa Tengah itu menginginkan pembaruan dan perubahan paradigma tentang tata kelola energi.

"Pernyataan tersebut juga mengisyaratkan Jokowi tak menginginkan wajah lama untuk menduduki jabatan menteri ESDM. Keinginan Jokowi tersebut layak diapresiasi karena keberaniannya membuat gagasan perubahan demi mewujudkan kedaulatan energi," kata Karyono kepada wartawan, Ahad(7/9).

Namun, ia berpendapat, hal yang terpenting bukan sekadar membangun paradigma baru, sistem baru dan orang baru dalam mengelola sumber daya mineral dan energi.

"Yang terpenting," kata dia, "adalah bagaimana Jokowi memilih orang yang bersih dari korupsi, nepotisme dan steril dari jaringan mafia."

Dikatakan Karyono, Jokowi jangan sampai hanya menginginkan pergantian sistem baru. Tak menjamin tindakan korupsi akan terulang jika orang baru, tetapi perilakunya sama saja dengan yang lama.

"Atau jangan sampai terjadi hanya memangkas jaringan mafia lama tapi memunculkan jaringan mafia baru. Saya berharap, gagasan perubahan Jokowi tak berhenti sebatas retorika. Jokowi harus mewujudkan visi kedaulatan energi, membersihkan mafia Migas," ucap dia.,

Karyono mengakui tantangan membenahi sektor energi sangat berat. Menurutnya, memberantas mafia migas memang mudah diucapkan, tapi sulit dilakukan. "Pasalnya, jaringan mafia di sektor migas hulu hingga hilir sudah menggurita, kebocoran subsidi BBM, luar biasa hingga 30 persen. Ibarat penyakit, jaringan mafia ini ibarat sel kanker yang menyebar dan menggeroti tubuh manusia. Para mafia bergerak secara sistemik. Karenanya, cara memberantas mafia tak cukup sekadar kata-kata, tapi harus dengan cara sitemik pula," kata Karyono.

Karyono berharap, Jokowi harus merombak institusi-institusi fundamental di sektor energi, seperti Kementerian ESDM, Pertamina dan SKK Migas.

"Janji jokowi untuk membentuk kabinet profesional yang bersih harus on the track, karena rakyat menunggu janji itu. Maka perlu tindakan konkrit untuk mewujudkan visi misi dan janji-janji Jokowi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement