REPUBLIKA.CO.ID, QINGDAO -- Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, Indonesia membutuhkan sekitar 60 unit peluru kendali jarak sedang untuk digunakan pada kapal cepat rudal (KCR) TNI Angkatan Laut.
"Kita memerlukan sekitar 60 unit untuk dipasang di kapal-kapal cepat rudal TNI Angkatan Laut," kata Wamenhan Sjafrie kepada Antara di Beijing, Selasa (26/8).
Rudal C-705 kali pertama diperkenalkan ke publik dalam ajang Zhuhai Airshow ke-7 pada 2008. Rudal itu merupakan pengembangan dari C-704 dan bentuknya menyerupai miniatur rudal C-602.
Dibandingkan generasi sebelumnya C-705 hadir dengan beberapa peningkatan seperti pada elemen hulu ledak, dan sistem pemandu. Dengan desain modular dari mesin baru membuat jangkauan rudal yang sebelumnya hanya 80 kilometer menjadi mampu hingga 170 kilometer.
Indonesia dan Cina telah sepakat untuk mengembangkan kerja sama industri pertahanan salah satunya produksi bersama rudal C-705, disertai alih teknologi. "Sehingga nantinya kita sudah dapat memproduksinya sendiri, tanpa harus menunggu seluruh rudal dapat kita beli," kata Sjafrie.
Pertimbangan Indonesia menggunakan rudal C-705 mengingat arsenal itu sangat strategis dan dibutuhkan dalam jumlah banyak sehingga dapat digunakan oleh ketiga angkatan. Saat ini TNI Angkatan Laut sedang mengembangkan dua ship set sistem rudal C-705 dan akan dipasangkan di beberapa KCR, yang kini dalam proses di beberapa dockyard.