REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusungan Ketua Umum DPP Golkar Aburizal Bakrie (ARB) sebagai calon presiden dari partai dinilai tak mungkin dibatalkan melalui Rapimnas V Golkar.
"Jadi, Rapimnas bisa mengevaluasi termasuk hal-hal yang tidak terduga. Tapi, sulit untuk mengevaluasi pencapresan ARB, mungkin mempersiapkan kemenangan Golkar, memenetukan Cawapres dan hal-hal lain yang strategis," kata Direktur IndoBarometer M. Qodari pada diskusi Rapimnas Golkar di Gedung DPR RI Jakarta, Kamis (21/11).
Diskusi yang mengambil tema "Politik Beringin Menjelang Rapimnas V" menghadirkan pembicara Ketua DPP PG Hajriyanto Y Thohari, Wakil Ketua Dewan Pembina MKGR Zainal Bintang dan Direktur IndoBarometer M Qodari.
Apalagi tambah Qodari hingga kini suara dari 33 DPD I Golkar masih solid. Menurut Qodari untuk mengevaluasi itu ada landasan yuridis dan rasionalnya, karena pencapresan ARB diputuskan oleh Rapimnas.
Ketika ditanyakan siapa Cawapres yang tepat untuk mendampingi Aburizal Bakrie, Ia menyebut nama-nama seperti Moeldoko, Pramono Edie Wibowo, Mahfud MD, Soekarwo, dan Khofifah Indar Parawansa. "Tapi, yang riil Cawapres ARB dari partai tengah dan Islam, karena Golkar partai nasionalis," katanya.
Qodari, menjelaskan memang capres akan muncul dari partai besar, dan partai besar mungkin hanya Golkar, dan PDIP. Selebihnya ia memprediksi sebagai partai tengah, kare itu ia menilai pasangan Cawapres ARB yang pas dari partai tengah Islam. Parpol tengah tersebut antara lain Demokrat, PPP, PKS, PAN, PKB, Gerindra, dan Hanura.
Menurut Qodari, sebagai partai besar di mana Partai Golkar dalam berbagai survei berada di urutan pertama, kedua, dan ketiga, maka Ketua Umumnya pasti harus ditargetkan menjadi Presiden RI.
"Syaratnya satu, suara Partai Golkar harus besar yakni nomor satu. Tapi, sepahit-pahitnya ARB, tetap menjadi 'kingmaker'. Karena itu pengusungannya sebagai capres akan lebih mantap kalau didukung oleh seluruh internal Golkar sendiri," katanya.