Senin 11 Nov 2013 11:26 WIB

Sterilisasi Jalur Busway Bikin Macet? Ini Jawaban Jokowi

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Dewi Mardiani
Sejumlah pengendara (kiri) menerobos jalur busway di Kawasaan Mampang, Jakarta Selatan,Selasa (29/10).(Republika/Prayogi)
Sejumlah pengendara (kiri) menerobos jalur busway di Kawasaan Mampang, Jakarta Selatan,Selasa (29/10).(Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepekan terakhir, kendaraan-kendaraan pribadi yang kerap menerobos jalur khusus TransJakarta tak lagi terlihat. Pasalnya, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya akan memberikan denda yang tinggi bagi pengendara yang berani menerobos jalur istimewa tersebut. Meski demikian, sejak diberlakukannya sterilisasi, banyak masyarakat mengeluh karena jalanan Jakarta semakin tambah macet.

Menanggapi hal itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, sterilisasi jalur busway harus dilakukan sebagai persiapan datangnya 360 armada bus TransJakarta yang akan tiba Desember nanti. "Kita ingin agar ketika bus datang jalur busway benar-benar bisa steril," kata gubernur yang hobi blusukan ini.

Jokowi, begitu ia biasa disapa mengatakan, meskipun saat ini bus baru tersebut belum datang, sterilisasi harus tetap dilakukan. Sebab, katanya, hal itu agar masyarakat belajar menaati peraturan.

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama mengatakan, sterilisasi jalur TransJakarta mau tidak mau pasti akan menambah kemacetan. Meski demikian, kata dia, hal itu tetap harus dilakukan untuk memaksa orang berpindah menggunakan transportasi umum. "Kalau kamu macet di jalan raya, lihat busnya kosong, kamu akan iri dan akan pindah," kata pria yang akrab disapa Ahok ini.

Namun, lanjut dia, agar orang mau beralih menggunakan angkutan umum, pemerintah harus menyiapkan sistem transportasi yang nyaman terlebih dahulu. Mulai dari menambah armada bus, menerapkan sistem jalan berbayar, serta menerapkan pajak parkir yang tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement