REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus dugaan suap terkait sengketa penanganan pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) Gunung Emas, Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Lebak, Banten yang menyeret Ketua Mahkamah Konstitusi disesalkan banyak pihak.
Termasuk, bagi Andi Hamzah, seorang pakar pidana yang juga teman Akil Mochtar. "Saya kaget luar biasa", ucap Andi sampai tiga kali saat dihubungi RoL, Jumat (4/10). Andi juga mengaku pernah menjadi pembimbing Akil saat menempuh gelar Doktor di Universitas Padjajaran.
Andi mengungkapkan kekecewaannya mengapa Akil begitu bodoh dan sembrono pada hal tersebut. "Seorang yang teriak-teriak laporkan apabila ada korupsi, malah dia sendiri yang melakukannya," ungkapnya.
Namun, di sisi lain, Andi merasa kasihan kepada keluarga Akil Mochtar atas kejadian yang menimpanya. "Yang lain bilang potong jari, tapi saya sangat kasihan kepada keluarganya. Mengapa dia tersesat seperti itu", jelasnya.
Ia yang mengenal Akil dulunya begitu terbuka, baik, ramah dan suka bergurau. "Ya begitulah kalau mau cepat-cepat hidup senang", ujarnya.