Senin 26 Aug 2013 20:18 WIB

Sebelum Ditangkap KPK, Rudi Sering Dapat Ancaman

Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (14/8).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (14/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala SKK Migas nonaktif, Rudi Rubiandini mengungkapkan, 2-3 bulan sebelum ditangkap KPK, ia menerima ancaman, termasuk aksi demonstrasi yang akan mendongkelnya dari SKK Migas.

"Saya berusaha membenahi industri dengan penerimaan ke negara Rp 450 triliun setiap tahun. Tentunya banyak yang merasa terganggu dengan apa yang saya lakukan. Saya dihantam kiri, kanan, depan, belakang, dalam," ujarnya saat ditemui wartawan di ruang tatap muka Rumah Tahanan KPK Jakarta, Senin (26/8).

Rudi mengatakan, ia jatuh bukan di medan perang, tetapi oleh orang-orang yang berada di sampingnya. "Saya berjuang sendiri, bekerja dari setengah enam pagi sampai tengah malam, tapi tidak berarti apa-apa karena kasus ini," tuturnya.

Ditegaskan Rudi, ia tidak mengenal tersangka lain, Simon Tanjaya. "Saya hanya kenal dengan orang Kernel Oil yang di Singapura. Mereka suka konsultasi hal-hal teknis terkait dengan minyak," katanya.

Rudi menuturkan, pertemuannya dengan Kernel Oil di Singapura tidak terkait proyek, tapi murni soal teknis yang kebetulan waktunya hampir bersamaan. "Tidak ada omongan soal (uang) itu," lanjutnya.

Sejauh ini, Rudi mengaku belum pernah diperiksa sebagai tersangka, hanya sebagai saksi. Menurutnya, KPK mempunyai waktu selama empat bulan untuk melakukan penyelidikan kasus tersebut. Setelah kasusnya selesai, Rudi akan tetap menyumbangkan profesionalisme di asosiasi atau dunia pendidikan. "Saya akan menyumbangkan ilmu saya untuk kebaikan negeri ini," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement