Rabu 12 Jun 2013 16:08 WIB

Tantowi Yahya: Saya Kritik Israel Sampai Kuping Mereka Merah

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: A.Syalaby Ichsan
Tantowi Yahya
Tantowi Yahya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Golkar Tantowi Yahya menegaskan, kunjungannya ke Israel untuk membela kemerdekaan rakyat Palestina.

Tantowi mengaku telah menyampaikan kritik pedas ke anggota parlemen Israel atas penjajahan kaum zionis terhadap Bangsa Palestina.

"Saya dan teman-teman delegasi justru sangat keras mengkritisi Israel atas kebijakan-kebijakan mereka selama ini. Sampai-sampai kuping mereka merah," kata Tantowi saat dihubungi Republika, Rabu (12/6).

Tantowi mengaku mengkritik aktivitas pencaplokan tanah Palestina oleh Israel. Pembukaan pemukiman-pemukiman baru Yahudi di atas tanah Palestina merupakan bentuk pelanggaran serius yang menciderai semangat perdamaian.

"Kami semakin mengetahui perilaku Israel yang tidak adil terhadap Palestina," ujarnya. Tantowi tidak ingin kedatangannya ke Israel diartikan sebagai bentuk pengakuan terhadap eksistensi Israel.

Menurutnya, kunjungan itu dilakukan dalam rangka komunikasi menuju proses perdamaian. "Kita harus membuka komunikasi dengan mereka. Tidak dalam bentuk hubungan diplomatik. Indonesia bisa berperan banyak dalam proses perdamaian ini," ujarnya.

Presenter terkenal ini menyatakan, ada fakta yang tidak bisa diabaikan bahwa semakin banyak orang Indonesia yang menjalin hubungan dengan orang Israel apakah itu di perdagangan, teknik dan kegiatan ibadah.

"Saat ini kurang lebih 14.000 orang Indonesia yang berkunjung ke sana untuk umroh (Islam) dan ziarah (Kristen)," ujarnya.

Sampai saat ini proses perdamaian Israel Palestina masih harus melalui jalan panjang yang berliku. Hal ini menurut Tantowi lantaran belum tercapainya kesepaham di antara kedua negara tentang konsep solusi masing-masing negara.

Dalam konteks ini Tantowi melihat pentingnya peranan negara Islam yang netral sebagai mediator. "Mereka (Israel) tidak percaya dengan negara-negara Arab. Indonesia bisa memainkan peran ini tanpa harus membuka hubungan diplomatik," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement