REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Meski telah banyak supermarket maupun minimarket di wilayah Kota Yogyakarta, namun berdasarkan kajian Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik (PSEKP) Universitas Gadjah Mada (UGM) jumlah toko modern di wilayah ini masih kurang.
Berdasarkan kajian lembaga studi UGM ini, jumlah ideal toko modern di Yogyakarta adalah sebanyak 60 toko. Namun berdasarkan inventarisasi lembaga ini jumlah toko modern di kota ini baru 52 toko.
"Karenanya Yogyakarta masih dimungkinkan untuk menambah jumlah toko modern," kata peneliti PSEKP UGM, Amirullah S Hardi pada pemaparan hasil kajiannya di Komisi B DPRD Kota Yogyakarta, Selasa (9/4).
Menurut Amirullah, perhitungan jumlah ideal toko modern di Yogya tersebut didasarkan atas analisa spasial dan kondisi geografis kependudukan di kota ini. Diakuinya, idealnya satu toko modern tersebut bisa melayani 6.500 penduduk.
Sementara jumlah penduduk Kota Yogyakarta pada 2011 berdasarkan data BPS mencapai 390.554 jiwa. Dengan jumlah tersebut harusnya toko modern di Yogyakarta mencapai maksimal 60 toko.
Sementara menurut data Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta menunjukan, jumlah toko modern di kota ini mencapai 75 toko.
Jumlah ini terdiri atas supermarket dan minimarket. Namun setelah di cek dilapangan, dari jumlah itu hanya 52 saja yang aktif, lainnya tutup dan pindah tempat. 52 toko modern ini terdiri atas 19 supermarket dan 33 minimarket baik yang jejaring maupun bukan.
Atas dasar itulah, menurut dia, Kota Yogyakarta masih kurang jumlah toko modernnya. Meski kurang kata Amirullah, sebaran toko modern yang sudah ada di Kota Yogyakarta juga tidak merata.
Sebab, kata dia, tidak semua wilayah di Yogyakarta bisa ditambah keberadaan toko modern ini. Beberapa kecamatan yang tidak direkomendasikan untuk ditambah jumlah toko modernnya adalah Kecamatan Gondomanan, Gondokusuman, Gedongtengen, Danurejan, dan Mergangsan.
Selain itu, karena keberadaanya yang sudah padat, pendirian toko modern juga harus memperhatikan jarak kedekatan dengan pasar tradisional. "Di Gedongtengen, terdapat kepadatan pasar tradisional yang tinggi sehingga penambahan toko modern di wilayah tersebut akan menggangu eksistensi pasar tradisional yang ada," tuturnya.