Sabtu 22 Sep 2012 14:17 WIB

Peledakan Bom Rakitan di Rumah Terduga Teroris Kejutkan Warga

Bom rakitan (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Bom rakitan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Peledakan keempat atas bom rakitan di rumah terduga teroris Chomeidi di Kampung Griyan, Kelurahan Pajang, Kota Solo, Sabtu, oleh petugas kepolisian membuat cukup banyak warga terkejut karena terdengar lebih keras dibandingkan dengan tiga lainnya.

Ledakan keempat dengan suara paling keras itu terdengar sekitar pukul 13.15 WIB, sedangkan ketiga sekitar pukul 12.45. Dua ledakan sebelumnya sekitar pukul 11.30 dan 12.00 WIB.

Saat peledakan keempat itu, terlihat dari jarak sekitar 200 meter dari rumah Chomeidi, ada benda beterbangan dari atap rumah tersebut.

Saat mendengar ledakan keras itu, banyak warga keluar dari rumah masing-masing untuk mengetahui keadaan rumah Chomeidi (43). Lelaki bujangan itu ditangkap aparat Densus 88 Antiteror Polri di rumahnya itu, Sabtu sekitar pukul 07.00 WIB.

Petugas kepolisian melalui pengeras suara kemudian meminta warga agar tidak bergerak dari tempatnya berdiri karena tim gabungan kepolisian diperkirakan masih menjinakkan satu bom rakitan lainnya di rumah terduga teroris itu.

Namun, sekitar pukul 13.40 WIB, mobil gegana dan kendaraan petugas lainnya meninggalkan lokasi itu, sedangkan petugas lainnya mempersempit letak garis polisi dari radius sekitar 200 menjadi 100 meter dari rumah Chomedi.

Para petugas lainnya hingga saat ini masih menjaga keamanan di lokasi itu.

Ketua RT07 RW10 Kampung Griyan Eka Erwin mengatakan, ledakan dengan suara cukup keras itu menghancurkan satu ruang indekos dan rumah induk yang ditempati Chomeidi.

"Bom disimpan di ruang induk itu sehingga polisi meledakkan di situ karena membahayakan," katanya.

Lokasi perkampungan setempat adalah kawasan padat penduduk. Wahyu, seorang warga setempat yang juga kawan bermain Chomeidi semasa kecil, mengatakan, perilaku harian terduga teroris itu cukup baik dan sering mengikuti kegiatan bersama warga kampung setempat.

Chomeidi, katanya, tinggal di rumah cukup besar berbentuk joglo itu bersama ibunya yang sudah berumur cukup tua. Satu ruang di bagian rumah itu juga untuk indekos seseorang.

"Sering datang remaja-remaja ke situ untuk kegiatan, tapi banyak warga setempat yang tidak memikirkan atau curiga kegiatan dia karena Chomeidi di kampung ini perilakunya baik seperti warga lainnya," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement