REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Police Watch (IPW) memberi apresiasi pada Polri yang membatalkan rencana pemberian gelar Bintang Bhayangkara Utama kepada Ketua Police Negara Diraja Malaysia Tan Sri Ismail bin Omar. Pembatalan itu dilakukan dalam rapat di Mabes Polri Jakarta, Senin pagi (4/6) ini.
"Sebelumnya banyak protes yang disampaikan masyarakat. Kami apresiasi Polri yang membatalkannya," ujar Ketua Presidium IPW Neta S Pane.
Pemberian penghargaan kepada perwira polisi Malaysia itu dinilai sangat melukai hati nurani bangsa Indonesia dan menzalimi rasa keadilan rakyat Indonesia, khususnya para TKI dan TKW. Sebab belum lama ini tiga TKI di Malaysia tewas akibat diberondong tembakan polisi Diraja Malaysia.
Sebelumnya Polri akan memberikan gelar Bintang Bhayangkara Utama kepada dua orang, yakni Kapolri Malaysia Tan Sri Ismail bin Omar dan KSAD Jenderal Pramono Edi. Namun Pramono Edi tetap akan diberikan gelar tersebu pada Kamis 25 Juni mendatang di Mabes Polri, Jakarta.
Rencana pemberian gelar bagi Kapolri Malaysia ini berkaitan dgn Hari Bhayangkara Polri pada 1 Juli mendatang. Dalam rangka Hari Bhayangkara 2012 ada tiga jenis tanda kehormatan yang akan dianugerahkan Polri.
Yakni, Bintang Bhayangkara Pratama untuk 16 pati Polri, Bintang Bhayangkara Utama untuk Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo (KASAD), dan Bintang Bhayangkara Nararya yang akan disematkan Presiden SBY kepada pati, pamen, pama, dan bintara Polri di lapangan Mako Brimob pada 2 Juli 2012.
"IPW menyambut baik sikap Polri yang mendengar aspirasi masyarakat hingga mmbatalkan pemberian penghargaan pada perwira polisi Malaysia,"tutup Neta.