Senin 30 Apr 2012 13:45 WIB

Duh, Bocah SD Disodomi Ayah Tiri

Rep: Roshma Widiyani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ayah dan Anak (Ilustrasi)
Foto: http://alphabetajournal.com
Ayah dan Anak (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI TIMUR - Lagi-lagi anak kecil menjadi korban sodomi. Kali ini menimpa seorang bocah SD di kawasan Rawa Lumbu Bekasi. Nahas, tersangka perbuatan keji itu adalah ayah tirinya sendiri.

ST, ibu korban mengaku awalnya tidak mengetahui perbuatan bejat sang suami sampai anaknya mengaku pada neneknya. 

"Tadinya saya tidak tahu. Ia (korban) mengaku pada neneknya. Dia takut saya marahi. Tapi kemudian dia berani mengaku dan bilang sejujurnya. Termasuk bilang siapa yang melakukan," kata wanita berputra tiga ini pada Republika Online Senin (30/04).

Korban adalah anak dari suami pertama ST. Sementara tersangka, MAN, adalah ayah tiri sekaligus suami keduanya.

Dalam wawancaranya, wanita yang sehari hari berjualan donat ini sempat tidak percaya. Apalagi Kiki hanya mengatakan sakit dan mencret. Dia pun menyuruh anak tersebut minum obat sakit perut.

Korban mengaku perbuatan asusila ini sudah kedua kalinya. Namun, ST sendiri tidak mengetahui pasti kapan perbuatan tak senonoh itu dilakukan.

Tempat kejadian diperkirakan rumah korban yang beralamat di suatu kelurahan di Rawa Lumbu, Bekasi. "Tiap melakukan, dia selalu berada di bawah tekanan ayahnya. Mulut anak saya selalu dibekap," ujar ST. 

Kejadian ini sudah dilaporkan ke pihak Polresta Bekasi Kota. Laporan pertama dilakukan pada (15/02). Karena tidak juga ditanggapi, ST kembali melaporkan yang terjadi pada anaknya, pada Senin (30/04). Dalam laporannya ST didampingi Ketua Persatuan Advokasi Indonesia (Peradi) kota bekasi, H. Shalih Mangara Sitompul.

Seusai laporan Salih mengatakan pihak polisi akan menindalanjuti masalah tersebut. "Kata polisi laporan belum diproses karena hasil visum belum didapat. Padahal sudah sekitar dua bulan. Disinyalir karena biaya visum sebesar Rp. 500 ribu belum dibayar," katanya.

Ke depannya Salih berharap, hal ini menjadi pelajaran pihak kepolisian. "Barusan ada telepon, hasil visum sudah keluar. Jadi laporan ini bisa diproses secepatnya. Polisi harus bertindak profesional," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement