REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Pengamat politik Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Prof DR Tonny Pariela menyatakan almarhum Sudomo adalah profil pemimpin yang mengorbankan citra dirinya demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), terutama di zaman Orde Baru.
"Beliau (Sudomo) bertindak tegas saat menjabat sebagai Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) yang memang dibutuhkan untuk menjaga keutuhan NKRI sehingga sering dinilai cenderung bertindak mengarah ke otoriter," katanya, di Ambon, Rabu.
Citra diri dikorbankan Sudomo sehingga ruang sosial, politik dan ekonomi saat Orde Baru terjamin stabilitasnya demi melaksanakan cita - cita perjuangan bangsa Indonesia.
"Jadi profil beliau bisa dikatakan lahir sesuai zaman yang membutuhkan pemimpin tegas, disiplin dan tidak kompromi dengan penyimpangan sebagai cerminan kepemimpinan sesuai strategi Presiden Soeharto saat itu," ujar Tonny.
Dia mengaku Indonesia kehilangan seorang figur yang patut diteladani oleh generasi penerus tongkat estafet bangsa saat ini berdisiplin tinggi dalam memimpin sesuai tanggung jawab diembannya sehingga terjamin stabilitas keamanan untuk melaksanakan berbagai program pembangunan.
"Buktinya demonstrasi - demonstrasi bisa ditangani dengan pola kepemimpinannya saat menjabat sebagai Pangkopkamtib, kendati konsekuensinya korban berjatuhan dan pada akhirnya keamanan tetap stabil," tandas Tonny.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan ini meninggal dunia dalam usia 86 tahun pada Rabu sekitar pukul 10.15 WIB setelah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta karena diduga mengalami perdarahan otak.
Pria kelahiran 20 September 1926 di Malang, Jawa Timur itu, pernah menjabat Kepala Staf TNI-AL periode 1969-1973 dan Pangkopkamtib selama 1978-1983. Sudomo yang juga mantan Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA) itu dikenal mampu menangani berbagai kemelut keamanan dalam negeri secara dingin.