Rabu 28 Mar 2012 23:52 WIB

BBM Naik, Penggunaan Zat Berbahaya Diprediksi Semakin Marak

Peringatan bahaya formalin pada makanan.
Foto: easy4test.blogspot.com
Peringatan bahaya formalin pada makanan.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Bali memprediksi, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi bakal membuka celah para pengusaha makanan untuk berbuat curang. Dampak dari kenaikan harga BBM diramalkan bisa memicu maraknya penggunaan zat berbahaya pada makanan oleh para pengusaha kuliner.

"Kami perkirakan naiknya harga BBM semakin membuka celah perbuatan curang oleh para pengusaha makanan dengan menggunakan zat berbahaya sebagai campuran bahan baku," kata Kepala BBPOM Bali Corry Pandjaitan di Denpasar, Rabu (28/3).

Dikatakannya, perilaku curang tersebut dilakukan guna menekan pembengkakan biaya produksi yang diperkirakan semakin tinggi akibat kenaikan harga BBM. Corry mengemukakan, pengunaan zat berbahaya yang mungkin marak dilakukan oleh sejumlah oknum pengusaha adalah jenis formalin, boraks, pewarna tekstil, dan lilin.

Selain itu, lanjut Corry, ada juga penggunaan bahan kualitas rendah atau sudah busuk. Hal tersebut mungkin saja terjadi apabila harga bahan baku makanan pun meningkat tajam.

"Perilaku nakal oknum itu bisa dilakukan di kalangan pengusaha industri rumah tangga (PIRT) yang memproduksi makanan dalam skala rumahan," imbuh dia.

Indikasi akan semakin maraknya penggunaan zat berbahaya pada makanan itu, menurut Corry karena selama ini pihaknya masih menemukan sejumlah pengusaha tersebut memproduksi produk sajian yang tidak memenuhi syarat. Dengan naiknya harga BBM, maka ia menilai oknum pengusaha nakal itu akan mencari jalan pintas untuk menutupi tingginya biaya produksi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement