REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Munculnya wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi menyebabkan sejumlah harga barang kebutuhan pokok meningkat. Wapres Jusuf Kalla (JK) pun mengakui isu kenaikan BBM memberikan dampak pada kenaikan harga barang kebutuhan pokok.
"Sebagian akibat perkiraan BBM naik, tapi itu hanya hal hal tertentu yang ada hubungan dengan angkutan dan minyak," katanya di istana wapres di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (14/11).
Menurutnya, penyebab naiknya harga kebutuhan pokok seperti cabai tidak dipengaruhi oleh isu ini. Namun, lebih disebabkan oleh kelangkaan barang karena musim kering.
"Sembako naik itu bisa berbagai alasan, pertama ini musim kering sehingga cabai sayur tak bisa tumbuh," jelasnya.
JK pun membenarkan wacana kenaikan harga BBM juga membuat kondisi semakin tak kondusif. Sehingga lebih baik semakin cepat mengumumkan kenaikan harga BBM ini.
"Iya memang perlu kita lebih cepat, dan insya Allah, begitu Pak Jokowi tiba itu segera akan diumumkan, seperti itu supaya menghilangkan keragu-raguan," kata JK.
Ia mengatakan, pemerintah akan menghitung kembali jumlah harga kenaikan BBM. Karena harga minyak dunia pun kini tengah menurun. "Kita harus hitung ulang karena dengan harga minyak 80 dolar AS itu tentu hitungannya jadi lain lagi," jelasnya.
Namun, lanjutnya, kondisi nilai rupiah yang melemah saat ini pun juga mempengaruhi harga barang impor. Sehingga penghitungan harga BBM pun juga akan dipengaruhi oleh kondisi nilai rupiah serta harga minyak dunia.