REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) masih belum final. Karena kenaikan harga akan diumumkan langung Presiden Joko Widodo (Jokowi) usai melakukan kunjungan kenegaraan ke Cina.
Direktur Eksekutif Energy Watch Ferdinand Hutahaean menilai, Jokowi ditempatkan sebagai jubir pemerintah daripada kepala negara. Karena Jokowi jarang memberikan kepastian tegas terkait rencana kenaikan harga BBM.
"Saya melihat kenapa Jokowi ditempatkan seperti juru bicara pemerintah. Saya tidak pernah mendengar Jokowi memberikan komentar bagaimana sebetulnya polemik kenaikan BBM ini," kata Ferdinand di Jakarta Sabtu (15/11).
Menurutnya, yang banyak memberikan komentar mengenai kenaikan harga BBM adalah Wapres Jusuf Kalla (JK) daripada Jokowi.
Ferdinand mengaku prihatin dengan sikap Jokowi dalam masalah kenaikan harga BBM yang tidak memberikan kepastian.
"Saya sangat sedih Jokowi hanya ditempatkan seperti juru bicara negara saja. Dan ini harus segera dibenarkan dalam ketatanegaraan kita," katanya.