REPUBLIKA.CO.ID, BIMA-- Bupati Bima, Nusa Tenggara Barat, Fery Zulkarnaen, mengatakan sebanyak 200 Kepala Keluarga (KK) di Kecamatan Lambu, mengungsi pasca insiden Pelabuhan Sape.
"Rata-rata mereka mengungsi hanya membawa pakaian yang melekat di badannya saja tanpa sempat menyelamatkan barang-barang miliknya," katanya di Bima, Selasa.
Warga yang mengungsi tersebut akibat rumahnya dirusak oleh warga yang melakukan penolakan tambang di kecamatan tersebut. Warga kebanyakan mengungsi di sanak keluarganya yang jauh dari desa mereka.
Ke-200 warga tersebut dianggap tidak mendukung upaya aksi demonstrasi penolakan tambang yang menyebabkan insiden berdarah Sabtu (24/12) lalu terjadi. Rumah 200 KK tersebut juga dirusak warga pascainsiden berdarah tersebut.
Saat ditanya upaya pemerintah untuk membantu warga yang mengungsi tersebut, bupati mengatakan untuk bertahan hidup diminta kepada warga untuk mencarinya sendiri. Terkait jaminan keamanan, Pemkab Bima dan aparat kepolisian menjaminnya.