REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri menemukan delapan peluru karet di tubuh beberapa korban kerusuhan di Pelabuhan Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat. Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Saud Usman Nasution, menjelaskan Polri sedang mendalami dari senjata mana peluru tersebut berasal.
"Kita juga telah mendapatkan delapan butir dari peluru karet yang ditemukan di tubuh korban yang di opname di RS Bima,"ujar Saud saat jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin (2/1).
Menurut Saud, Polri belum mendapatkan keterangan dari senjata siapa peluru karet itu ditembakkan. Menurut Saud, Polri sudah mengamankan sembilan senjata untuk diuji secara balestik agar alur penembakan bisa diketahui.
Saud pun mengaku akan kembali melakukan olah Tempat Kejadian Perkara untuk mengetahui apa benar ada proyektil yang keluar dari tubuh korban. Olah TKP ini untuk menyelidiki ada atau tidaknya peluru tajam yang ditembakkan oleh aparat petugas.
Untuk sementara, Propam Polda NTB telah menahan tiga orang anggota yang terlibat kasus kekerasan dalam pelaksanaan tugas. Tiga petugas tersebut yakni 2 anggota Reskrim Polres Bima Kota, Briptu Fatwa dan Briptu Sukarman.
Mereka diduga melakukan pemukulan dengan popor senjata. Satu lainnya, anggota Brimob den Bima, Bripda Fauzi, menjadi terperiksa atas dugaan melakukan kekerasan.
Polri juga menetapkan dua anggota lainnya sebagai terperiksa tambahan. Mereka diduga menendang dari belakang demonstran yang sedang berunjuk rasa. Mereka adalah dua anggota Polres Bima, briptu A dan briptu MS.