Jumat 21 Nov 2025 21:55 WIB

Jambore Memperkuat Garda Terdepan Penjaga Budaya Bali

Bali hadapi ancaman gaya hidup dari pariwisata global dan teknologi.

Wamenbud Giring Ganesha
Foto: Republika/Prayogi
Wamenbud Giring Ganesha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kebudayaan (Kemendikbud) melalui gelaran Jambore Pemuda Adat Kawasan Gunung Batur 2025 menegaskan komitmennya dalam mendukung penguatan pemuda adat. Acara ini merupakan upaya nyata pemerintah untuk menjadikan mereka sebagai penjaga warisan budaya dan lingkungan yang vital.

"Pemuda adat lebih vital dalam menjaga ekosistem dalam pemajuan kebudayaan," kata Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Baca Juga

Menurut Giring, pemuda adat adalah garda terdepan, tidak hanya dalam menjaga nilai-nilai budaya lokal, tetapi juga untuk menjaga ketahanan bangsa secara keseluruhan. "Kita menyadari tantangan pelestarian kebudayaan tidak mudah," tambahnya, merujuk pada kompleksitas permasalahan yang dihadapi masyarakat adat saat ini.

Jambore ini diselenggarakan di Kintamani, Bali, sebuah lokasi yang dipilih bukan tanpa alasan. Dalam konteks Bali, ancaman perubahan gaya hidup semakin masif, terutama disebabkan oleh arus pariwisata global dan gempuran teknologi digital.

Kegiatan Jambore Pemuda Adat ini bertepatan pula dengan momen penting penetapan Kaldera Gunung Batur sebagai UNESCO Global Geopark sejak 20 September 2012.

Pertimbangan dijadikannya kawasan Batur sebagai lokasi jambore adalah karena keunikan geologi, jejak budaya, serta nilai spiritual yang kental di kawasan tersebut.

Kondisi itu menjadi landasan kuat bagi penyelenggaraan kegiatan yang fokus pada regenerasi kepemimpinan adat, pelestarian tradisi, serta pengembangan kreativitas berbasis kearifan lokal. Pemuda adat menempati posisi strategis sebagai garda terdepan dalam memastikan keberlanjutan pengetahuan lokal, praktik budaya, dan pengelolaan wilayah adat.

Jembatan Generasi Penerus Adat

Sementara itu, Staf Khusus Menteri Kebudayaan Bidang Sejarah dan Pelindungan Warisan Budaya, Basuki Teguh Yuwono, menambahkan bahwa Jambore Pemuda Adat ini berfungsi sebagai jembatan bagi pemuda sebagai pewaris adat.

“Melalui jambore ini, generasi muda adat didorong untuk mengonsolidasikan gagasan, memperkuat solidaritas, serta membangun kapasitas kepemimpinan yang berakar pada nilai-nilai leluhur,” jelasnya.

Dia mengatakan, melalui Jambore tersebut, Kementerian Kebudayaan berupaya mengoptimalkan potensi pemuda adat untuk bergerak sebagai pelestari budaya. Mereka diharapkan menjadi penerus tongkat estafet lembaga budaya dan calon wirausahawan budaya yang kreatif.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement