Kamis 02 Oct 2025 17:36 WIB

Presidential Inspection dan Parade Kapal Perang Terbesar di Asia Tenggara

Nanti kita ada divisi kapal amfibi atau kapal pendarat.

Presiden RI Jenderal (Purn) Prabowo Subianto menyaksikan Presidential Inspection dari KRI dr Radjiman Wedyodiningrat (RJW-992) di Laut Jawa, Kamis (2/10/2025).
Foto: BPMI Setpres
Presiden RI Jenderal (Purn) Prabowo Subianto menyaksikan Presidential Inspection dari KRI dr Radjiman Wedyodiningrat (RJW-992) di Laut Jawa, Kamis (2/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suasana di Teluk Jakarta pada Kamis (2/10/2025), terasa berbeda. Langit utara Jakarta menjadi saksi kemegahan armada laut Indonesia. Dari atas KRI dr Radjiman Wedyodiningrat (RJW-992), Presiden RI Jenderal (Purn) Prabowo Subianto menyaksikan langsung demo laut dan sailing pass di acara Presidential Inspection yang menampilkan parade KRI berbagai jenis, termasuk KRI Brawijaya-320 yang merupakan kapal perang terbesar se-Asia Tenggara.

Pantauan Republika.co.id di lokasi, KRI Brawijaya di posisi terdepan dalam parade tersebut. KRI Brawijaya didatangkan Prabowo dari pabrikan Fincantieri, Italia, ketika menjabat menteri pertahanan (menhan) periode 2019-2024.

Baca Juga

Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada I, Laksma Nurlan dipercaya menjadi Komandan Satgas dalam atraksi itu. Nurlan menjelaskan, bukan hanya unjuk kemampuan tempur, atraksi tersebut juga melibatkan berbagai unsur maritim nasional, dari kapal patroli hingga kapal nelayan, yang beriringan seolah memberi pesan bahwa pertahanan laut adalah kerja bersama seluruh bangsa.

"Pelaksanaan demo ini kami akan bagi dalam beberapa divisi, untuk divisi kapalnya ada kurang lebih tujuh. Kemudian disusul dengan demonstrasi kekuatan pasukan khusus Angkatan Laut dan terakhir adalah demonstrasi kekuatan udara TNI Angkatan Laut," ujar Nurlan.

Atraksi dimulai dari pemandangan laut kejauhan, siluet-siluet kapal perang bergerak serentak membentuk formasi, memecah lautan, dan menembus gelombang samudra. Seraya menggetarkan semua lawan dan musuh yang menghadang. Suasana semakin menegangkan ketika divisi antikapal selam memperlihatkan senjata bawah air, sementara kapal cepat bermanuver lincah di permukaan laut, menurunkan pasukan Komando Pasukan Katak (Kopaska) ke titik rawan.

Di tengah rangkaian atraksi tersebut, ditampilkan pula simulasi pertempuran laut. Kapal TNI AL saling berhadapan dalam formasi taktis. Hal itu memperlihatkan manuver menyerang dan bertahan dengan tembakan meriam hampa, serangan udara dari helikopter, hingga infiltrasi pasukan khusus ke titik target.

Adegan tersebut menggambarkan bagaimana strategi peperangan laut modern dijalankan secara terpadu antara kekuatan permukaan, bawah laut, dan udara. Strategi itu diterapkan seiring proses modernisasi TNI AL terus berjalan.

"Nanti kita ada divisi kapal amfibi atau kapal pendarat. Di situ nanti akan kita menampilkan antiserangan udara. Kemudian kemampuan pertahanan pantai yang dimiliki oleh Marinir. Kita akan menembakkan RM-70 Grad MLRS," ucap Nurlan.

Tidak hanya itu, kapal patroli bergabung dengan kapal layar kebanggaan Indonesia, KRI Bima Suci dan KRI Dewaruci, yang menjulang gagah dengan tiang-tiang layarnya. Lalu hadir pula kekuatan dari komponen maritim sipil, kapal PT Pelni, PT Pelindo, Bea Cukai, KPLP, Bakamla, hingga Basarnas, yang selama ini menjadi bagian dari ekosistem pertahanan laut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement