Ahad 28 Sep 2025 17:32 WIB

Ditutup-tutupi Tel Aviv, Iran Ungkap 16 Pilot Israel Terbunuh Selama Perang 12 Hari

Mayjen Safavi menyebut Israel gagal mencapai tujuannya menyerang Iran.

Sebuah pesawat tempur F-35 Angkatan Udara Israel terlihat saat latihan angkatan udara.
Foto: timesofisrael
Sebuah pesawat tempur F-35 Angkatan Udara Israel terlihat saat latihan angkatan udara.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Mayor Jenderal Yahya Rahim-Safavi, penasihat militer untuk Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan bahwa 16 pilot Israel terbunuh selama perang 12 hari pada Juni lalu. Dalam sebuah wawancara khusus dikutip Mehr News Ahad (28/9/2025),  mengungkapkan sistem pertahanan udara dan intelijen Iran terdampak perang kini dalam perbaikan dan rekonstruksi.

Safavi menerangkan, dalam dua atau tiga hari pertama perang, Iran menunjukkan kekurangan, namun pada hari keempat dan seterusnya perimbangan kekuatan berbalik memihak Iran sampai hari terakhir peperangan. Merujuk pada asesmen pihak luar, kata Yahya, sekitar 60 persen mengonfirmasi Iran memenangkan perang.

Baca Juga

"Pada dua tiga hari pertama, kami menunjukkan kelemahan, tapi dari hari keempat, perimbangan kekuatan berbalik dan pada hari-hari terkahir, dominasi berada pada kami," ujarnya.

Safavi menegaskan, Israel gagal mencapai tujuannya, yakni mendestabilitasi dalam negeri Iran atau mendegradasi infrastruktur vital, militer, dan kapabilitas nuklir. Dia menyebut pusat-pusat kontrol dan komando, pembangkit dan gardu-gardu listrik Israel dihantam rudal-rudal Iran, yang memaksa Israel menyerah.

"Lebih dari 16 pilot Israel terbunuh," klaim Mayjen Safavi.

photo
Tentara Israel dan tim penyelamat mencari korban di tengah reruntuhan bangunan tempat tinggal yang hancur akibat serangan rudal Iran di Beersheba, Israel, Selasa (24/6/2025). Gelombang serangan rudal Iran menghantam kota Beersheba, Israel. Sejumlah bangunan hancur dan empat warga dikabarkan tewas dalam serangan itu. - (AP Photo/Leo Correa)

Safavi menambahkan, Iran saat ini membangun ulang peralatan sistem udara dan memperkuat kekuatan militernya. Sebagian sistem pertahanan udara, sistem radar, rudal, dan beberapa jet tempur diakuinya mengalami kerusakan, namun dengan telah ditetapkannya para komandan militer yang baru dan berjalannya rekonstruksi, kapabilitas perang Iran dengan cepat diperbarui.

Safavi mendeklarasikan Iran tidak hanya merestorasi tapi juga menambah kekuatan serangan di semua front, di udara, luar angkasa, dan domain lainnya. Safavi mengingatkan jika aksi permusuhan diulangi oleh pihak luar, Teheran akan merespons dengan kekuatan yang lebih besar dari sebelumnya.

Pada 13 Juni, Israel melancarkan serangan mengejutkan ke Teheran memicu perang 12 hari yang membunuh setidaknya 1.064 orang di Iran, termasuk komandan militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil. Amerika Serikat (AS) ikut mengintervensi perang dengan mengebom tiga situs nuklir Iran.

Sebagai respons militer Iran melancarkan serangan rudal-rudal secara bergelombang yang menargetkan objek-objek vital Israel. Iran juga mengirim rudal ke pangkalan udara Al-Udeid di Qatar, sebagai balasan dari intervensi AS.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement