Rabu 24 Dec 2025 09:52 WIB

Banjir Berlalu, Bupati Aceh Utara Sebut Warga Hadapi Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg

Harga elpiji 3 kg di Aceh Utara melonjak tajam.

Warga antre membeli gas elpiji subsidi 3 kilogram (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
Warga antre membeli gas elpiji subsidi 3 kilogram (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Aceh Utara — Hampir sebulan pascabencana banjir dan longsor, distribusi gas elpiji 3 kilogram di Kabupaten Aceh Utara masih langka dan belum menjangkau seluruh kecamatan.

Kondisi ini memicu kelangkaan berkepanjangan di sejumlah wilayah dan membuat warga kesulitan memenuhi kebutuhan energi dasar di tengah proses pemulihan.

Baca Juga

Persoalan tersebut ditegaskan langsung Bupati Aceh Utara, Ismail A Jalil, dalam rapat evaluasi lanjutan di Aceh Utara pada Senin (22/12/2025). Dalam rapat tersebut, ia secara tegas menyoroti peran Pertamina Patra Niaga menyusul banyaknya keluhan masyarakat terkait kelangkaan elpiji yang terjadi hingga berpekan-pekan pascabanjir.

Bupati Aceh Utara menegaskan bahwa hingga hampir satu bulan setelah bencana, distribusi elpiji belum pulih secara menyeluruh.

“Hingga memasuki hari ke-26 setelah banjir, masih banyak wilayah yang belum menerima distribusi gas elpiji,” ujar Ismail, dikutip Rabu (24/12/2025).

Ia menilai keterlambatan ini berdampak langsung pada kehidupan masyarakat, mengingat elpiji 3 kilogram merupakan kebutuhan pokok yang tidak dapat ditunda, terutama dalam situasi darurat pascabencana.

Dalam pemantauan langsung ke lapangan, Bupati Aceh Utara menyebut masih ditemukannya desa-desa yang dalam waktu lama tidak menerima pasokan elpiji sama sekali, sehingga memicu keresahan warga.

“Seperti di Matang Jeulikat, Kecamatan Seunuddon, itu sudah lama tidak ada tabung gas," bebernya.

Ia menegaskan, persoalan tersebut mencerminkan terhentinya distribusi di tingkat wilayah dan telah mencapai skala yang mengkhawatirkan.

"Karena Pertamina tidak masuk. Sudah dikumpulkan warga sampai 1.000 tabung, ini persoalan serius,” tegasnya.

Kelangkaan elpiji yang berkepanjangan ini juga berdampak pada lonjakan harga di pasaran. Berdasarkan laporan masyarakat, harga elpiji 3 kilogram melonjak tajam, semakin menekan warga yang masih berjuang memulihkan kondisi ekonomi pascabencana.

Merespons situasi tersebut, Bupati Aceh Utara mendesak agar penanganan segera dilakukan secara konkret dan terukur. Ia meminta Pertamina Patra Niaga bersama instansi terkait untuk memastikan kelancaran suplai serta menstabilkan harga melalui langkah-langkah darurat, termasuk operasi pasar.

“Kondisi ini tidak boleh dibiarkan. Dinas Perdagangan tolong libatkan Pertamina agar suplai gas elpiji terjamin untuk seluruh wilayah Aceh Utara dan harga bisa kembali normal,” kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement