REPUBLIKA.CO.ID, WAMENA – Terjadi kerusuhan di Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan yang disebut dipicu insiden bernada rasialis di salah satu sekolah menengah di wilayah tersebut. Tokoh setempat meminta warga tenang setelah terjadinya kerusuhan tersebut.
“Kami sangat prihatin atas situasi yang terjadi di Kabupaten Yalimo yang telah menimbulkan kerugian besar, baik secara materiil maupun sosial. Kami berharap agar peristiwa serupa tidak menyebar ke kabupaten lain,” kata tokoh adat Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan Musa Yare dalam keterangan tertulis di Wamena, Selasa.
Menurut dia, peristiwa yang terjadi di Kabupaten Yalimo sangat disayangkan. “Saya sebagai tokoh adat dan kepala suku sangat berharap agar situasi di Yalimo segera membaik dan kondusifitas dapat kembali terjaga," ujarnya dilansir Antara.
Dia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bekerja sama dengan aparat keamanan, baik dari TNI maupun Polri serta pemerintah daerah guna menciptakan kembali suasana yang aman dan damai.
"Saya meminta kepada seluruh masyarakat khususnya warga Yalimo yang berada di Kabupaten Jayawijaya untuk mengambil hikmah dan pelajaran dari kejadian ini. Mari kita bersama-sama menahan diri, tidak terpengaruh oleh provokasi maupun isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan justru memperkeruh keadaan," katanya.
Menurut dia, perdamaian dan persatuan merupakan pondasi utama dalam membangun Papua yang lebih baik. Muasa berharap semua pihak dapat mengedepankan dialog dan pendekatan yang damai dalam menyelesaikan permasalahan di tanah Papua khususnya wilayah Papua Pegunungan.
Dari informasi yang dikumpulkan Republika, kerusuhan yang melanda Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo, pada Selasa (16/9/2025) berawal dari insiden di SMA Negeri 1 Yalimo. Insiden itu berujung pada kekerasan, pembakaran, dan penyerangan terhadap fasilitas kepolisian.