Jumat 12 Sep 2025 17:39 WIB

Wisatawan yang Mau ke Bali Diimbau Rutin Cek Prakiraan Cuaca

Curah hujan tinggi di Bali dalam beberapa hari perlu diwaspadai oleh para wisatawan.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Petugas melakukan proses pencarian korban di sekitar bangunan ruko yang hancur akibat diterjang banjir di kawasan Jalan Sulawesi, Denpasar, Bali, Kamis (11/9/2025). Berdasarkan data BNPB, hingga Kamis sore sebanyak 16 jenazah korban bencana banjir telah berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan di sejumlah wilayah Bali.
Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Petugas melakukan proses pencarian korban di sekitar bangunan ruko yang hancur akibat diterjang banjir di kawasan Jalan Sulawesi, Denpasar, Bali, Kamis (11/9/2025). Berdasarkan data BNPB, hingga Kamis sore sebanyak 16 jenazah korban bencana banjir telah berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan di sejumlah wilayah Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana banjir yang melanda beberapa wilayah di Bali sejak Selasa (9/9/2025) membuat Kementerian Pariwisata mengeluarkan imbauan bagi para wisatawan. Untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan, wisatawan yang berencana mengunjungi Pulau Dewata dalam waktu dekat disarankan untuk secara rutin memeriksa pembaruan laporan cuaca yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Langkah ini dianggap krusial mengingat kondisi cuaca yang ekstrem, dengan curah hujan lebat hingga ekstrem di atas 150 milimeter per hari yang tercatat di beberapa kabupaten seperti Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, dan Kota Denpasar. "Wisatawan yang akan melalukan perjalanan kiranya senantiasa mengutamakan keselamatan dan menjaga kesehatan, membawa payung atau jas hujan selama beraktivitas di luar ruangan, dan selalu memperbarui informasi dan imbauan perkiraan cuaca yang bersumber dari pengelola wisata atau dari BMKG," kata Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto, di Jakarta, Jumat (12/9/2025).

Baca Juga

Hariyanto mengatakan curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari ini perlu diwaspadai oleh para wisatawan selama bepergian. Diharapkan wisatawan juga selektif dalam memilih objek wisata dan aktif mencari informasi mengenai wilayah rawan bencana agar terdapat alternatif tempat wisata lain selain lokasi wisata yang berpotensi terjadi bencana.

Selain itu, wisatawan turut dianjurkan untuk menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan saat musim hujan serta menjaga daya tahan tubuh. Diharapkan obat-obatan yang diperlukan selalu dibawa mengingat aktivitas berwisata membutuhkan stamina yang prima dalam menghadapi perubahan cuaca ekstrem yang kerap menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang, tanah longsor, dan gelombang tinggi.

Di sisi lain, masyarakat diimbau untuk melakukan upaya pencegahan seperti memangkas daun dan ranting terutama untuk pohon-pohon yang besar, tidak membuang sampah sembarangan, serta menjaga kebersihan lingkungan. "Kementerian Pariwisata mendorong semua pihak terkait bahu-membahu untuk melakukan mitigasi serta perbaikan fasilitas dan infrastruktur yang terdampak banjir di sejumlah daerah agar pariwisata Bali segera normal kembali," ujar Hariyanto.

BMKG melaporkan bencana hidrometeorologi basah itu terjadi setelah Bali diguyur hujan berintensitas deras yang diperparah oleh adanya gangguan gelombang ekuatorial Rossby lebih dari 24 jam sejak Selasa (9/9/2025) pagi. Hingga Jumat (12/9/2025) pukul 06.00 WITA, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat jumlah korban yang ditemukan meninggal dunia mencapai 18 orang. Di luar 18 korban dari seluruh Bali itu, kata dia, masih ada dua korban lainnya yang masuk daftar pencarian tim SAR gabungan. Adapun bencana banjir tersebar paling banyak di ibu kota Provinsi Bali yaitu Denpasar dengan 81 titik, disusul 15 titik di Kabupaten Gianyar, 12 titik di Kabupaten Badung, 28 titik di Kabupaten Tabanan, 23 titik di Kabupaten Jembrana, dan empat titik di Kabupaten Karangasem.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement