Selasa 02 Sep 2025 13:32 WIB

Bocoran Dokumen Rahasia Ungkap 'Operasi Kereta Gideon' di Gaza Gagal di Banyak Front

Alasan utama kegagalan karena tentara Israel lemah dalam menghadapi perang gerilya.

Tentara Israel di dekat kendaraan pengangkut personel lapis baja mereka kembali dari Jalur Gaza menuju Israel, Selasa, 29 Juli 2025.
Foto: AP Photo/Ariel Schalit
Tentara Israel di dekat kendaraan pengangkut personel lapis baja mereka kembali dari Jalur Gaza menuju Israel, Selasa, 29 Juli 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Sebuah dokumen rahasia milik Angkatan Darat Israel bocor ke media dan terungkap bahwa Operasi Kereta Gideon yang dilancarkan militer Zionis di Gaza sebagian besar gagal di banyak front, termasuk mencapai tujuan utamanya. Diketahui, dua tujuan operasi militer itu adalah untuk mengalahkan Hamas dan membebaskan puluhan sandera yang masih tersisa.

Dokumen itu bocor dan dipublikasikan oleh Channel 12 akhir pekan lalu mengungkapkan bahwa, para pejabat Israel termasuk Kepala Staf Angkata Darat mengkriti Operasi Kereta Gideon dengan menyebut, "Israel telah membuat setiap kesalahan yang memungkinkan".

Baca Juga

Meski para menteri saya kanan dan ekstremis Israel memuji operasi itu, sebagian pejabat senior lain yang mengevaluasi temuan mengatakan bahwa mereka meragukan Angkatan Darat mengambil pelajaran dari kegagalan itu untuk melanjutkan Operasi Kereta Gideon II. Para pejabat senior itu juga menuduh Angkatan Darat bertindak "berlawanan dengan doktrin militer mereka sendiri," merujuk pada kesalahan manejemen dan sumber daya dan kelelahan dari para prajuritnya.

Mereka juga menyalahkan Angkata Darat telah "mengikis dukungan internasional," demikian dilaporkan Times of Israel, Senin (1/9/2025).

Dokumen itu menyebutkan bahwa, Israel bergantung pada "logika pencegahan ketimbang kemenangan menentukan," dan menyoroti kegagalan militer untuk membebaskan sandera atau memberantas Hamas. Kegagalan besar lain, menurut dokumen itu, yakni ketidakkompetenan dalam hal perencanaan dan distribusi bantuan. Akibatnya, Hamas mampu membuat kampanye global soal tuduhan Israel telah membuat populasi di Gaza kelaparan.

Kegagalan lainnya, termasuk manuver berulang para tentara di area sama dalam tempo lambat dan gagal mencegah korban tewas dari pihak IDF. Laporan itu menyebut bahwa, Operasi Kereta Gideon telah mengakibatkan tekanan signifikan terhadap para prajurit dan juga berkurangnya perlengkapan perang.

photo
Anggota Brigade Izzedine al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, mengambil bagian dalam parade gencatan senjata di Deir al-Balah, Jalur Gaza, Ahad, 19 Januari 2025. - ( AP Photo/Abdel Kareem Hana)
 

Terungkap juga dari dokumen itu bahwa, persiapan tentara Israel lemah untuk menghadapi perang gerilya, yang mana dinilai sebagai alasan utama dari kegagalan Operasi Kereta Gideon. Namun demikian, dokumen itu memuji operasi militer yang dinilai berhasil menekan Hamas untuk menurunkan tawaran saat bernegosiasi, dan meningkatkan jumlah sandera yang dibebaskan Hamas sebagai bagian dari kesepakatan.

Dikonfirmasi Channel 12, Angkatan Darat Israel telah membantah dokumen rahasia yang bocor itu dan menegaskan tujuan perang di Gaza tetap tercapai. Angkatan Darat Israel juga mengeklaim mereka melanjutkan upaya untuk mencapai semua tujuan perang di Gaza.

"(bocoran dokumen) didistribusikan tanpa izin atau pengecekan dari otoritas yang relevan. Masalah ini sedang diusut."

Meski Israel telah menghancurkan sebagian besar infrastruktur dan memaksa warga Gaza menungsi, Hamas hingga kini masih eksis dan menahan 49 sandera. Perang yang pecah sejak 2023 sendiri telah mengakibatkan 63 ribu orang terbunuh dan Gaza kini berada dalam krisis kemanusian yang dalam.

Para ahli PBB dan organisasi-organisasi kemanusiaan di dunia telah menyimpulkan bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Kesimpulan itu berdasarkan fakta-fakta di lapangan dan pernyataan-pernyataan dari para pejabat Israel.

photo
Brutalnya Blokade Israel di Gaza - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement