Sabtu 11 Oct 2025 12:32 WIB

Pasukan AS Mulai Bergerak, Pantau Langsung Gencatan Senjata di Gaza

AS akan kerahkan 200 tentara ke Timur Tengah untuk pantau gencatan Israel-Hamas.

Tentara Israel berjalan di dekat perbatasan Israel-Gaza, terlihat dari Israel selatan, Jumat, 10 Oktober 2025, setelah Israel dan Hamas sepakat untuk menghentikan perang.
Foto: AP Photo/Emilio Morenatti
Tentara Israel berjalan di dekat perbatasan Israel-Gaza, terlihat dari Israel selatan, Jumat, 10 Oktober 2025, setelah Israel dan Hamas sepakat untuk menghentikan perang.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pasukan Amerika Serikat (AS) sudah mulai tiba di Israel. Tentara ini akan turut memantau kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan gerakan Hamas. Demikian menurut laporan CNN pada Jumat (10/10/2025) waktu AS.

Pada Kamis (9/10/2025), seorang pejabat AS mengonfirmasi kepada kantor berita Rusia, RIA Novosti, ihwal pengerahan pasukan tersebut. Washington akan mengerahkan 200 tentara ke Timur Tengah untuk memantau pelaksanaan gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Baca Juga

Sebagian dari 200 tentara tersebut, lanjut sumber ini, sudah berangkat ke Timur Tengah. Adapun sebagian lainnya datang dari AS. Pihaknya menyatakan, perincian lokasi pusat koordinasi pasukan tersebut belum ditentukan.

Terpisah, Presiden AS Donald Trump dilaporkan telah memberikan jaminan pribadi melalui para mediator bahwa Israel tidak akan melanggar gencatan senjata di Jalur Gaza, portal berita Axios melaporkan pada Jumat (11/10/2025), mengutip para penjabat. Utusan Khusus AS Steve Witkoff dan menantu sekaligus pengusaha Presiden AS Donald Trump, Jared Kushner, menyampaikan janji tersebut kepada gerakan Hamas melalui mediator Mesir, Qatar, dan Turki, kata para pejabat AS.

Mereka juga menambahkan bahwa jaminan tersebut, yang mencakup pasukan AS yang memantau gencatan senjata, merupakan bagian penting dari kesepakatan yang disetujui gerakan tersebut.

"Ada banyak ketidakpercayaan di antara kedua pihak, dan presiden ingin menegaskan bahwa kesepakatan ini sangat penting baginya, bahwa dia menginginkan terjadi, bahwa dia ingin mengakhiri pembantaian dan ingin memastikan semua orang mengerti bahwa dia akan menegakkan perilaku baik," kata salah satu pejabat.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Sebelumnya pada hari itu, Witkoff mengatakan bahwa Komando Pusat AS (CENTCOM) telah mengonfirmasi bahwa pasukan Israel telah menyelesaikan tahap pertama penarikan mereka. Dia menambahkan bahwa dengan ini, periode 72 jam untuk pembebasan para sandera dimulai.

Pada 29 September, Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana 20 poin untuk mengakhiri konflik Gaza. Usulan tersebut antara lain menyerukan gencatan senjata segera dan pembebasan para sandera dalam waktu 27 jam.

Rencana tersebut juga menetapkan bahwa gerakan Hamas dan faksi-faksi lainnya harus melepaskan keterlibatan mereka dalam pemerintahan Gaza, yang akan dipercayakan kepada "komite Palestina yang teknokratis dan apolitis" yang diawasi oleh dewan internasional yang dipimpin oleh Trump.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement