Senin 01 Sep 2025 16:58 WIB

Presiden Prabowo: Ada Pihak yang Sediakan Petasan Berat dan Besar di Truk untuk Demo

Demonstran murni yang baik justru oleh aparat harus dilindungi.

Presiden RI Jenderal (Purn) Prabowo Subianto menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden yang terjadi pada demonstrasi hingga ojol tewas pada Kamis (28/8) malam WIB.
Foto: BPMI Setpres
Presiden RI Jenderal (Purn) Prabowo Subianto menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden yang terjadi pada demonstrasi hingga ojol tewas pada Kamis (28/8) malam WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Prabowo Subianto menjenguk belasan anggota Polri di RS Polri Kramat Jati, Senin (1/9/2025). Belasan aparat itu jadi korban demonstrasi rusuh akhir pekan lalu. Presiden mengatakan ia mendapat laporan memang ada yang menyediakan logistik petasan untuk pendemo yang mau rusuh.

"Di banyak tempat, saya dapat laporan, datang truk-truk. Di situ ada petasan-petasan yang berat, yang besar," kata Presiden.

Dari reportase jurnalis Republika sepanjang akhir pekan lalu memang ada sebagian pendemo yang menyediakan stok petasan. Petasan-petasan itu dimasukkan ke dalam ransel-ransel yang kemudian diserahkan berantai ke beberapa pendemo di tengah kerumunan. 

Di demonstrasi di Kwitang, misalnya, petasan mulai diarahkan langsung ke aparat TNI/Brimob Polri yang berjaga jelang petang. Pada demonstrasi siang hingga sore hari, jarang sekali petasan diarahkan langsung, melainkan di arahkan ke udara.

Presiden mengatakan, ia menjenguk anggota banyak kena petasan. Ada yang terbakar leher, ada yang terbakar paha. "Bayangkan kalau laki-laki terbakar alat vitalnya," kata Presiden.

"Ini sudah menurut saya sudah berusuh, niatnya membakar," lanjut Kepala Negara. Ia menambahkan aparat memang menemukan truk isinya alat-alat untuk membakar. Dan memang  di banyak tempat, gedung DPR,  DPRD, instansi negara yang menjalankan kedaulatan negara, tapi dibakar.

Prabowo mengatakan, demonstran murni yang baik justru oleh aparat harus dilindungi. Hak menyampaikan pendapat, lanjut Presiden, dijamin oleh undang-undang. Tapi ada ketentuannya, demonstrasinya harus damai, harus minta izin dan berhentinya jam 18.00.

Jadi, kata Presiden, niatnya bukan menyampaikan pendapat. Niatnya adalah bikin rusuh. Niatnya adalah mengganggu kehidupan rakyat. Niatnya adalah menghancurkan upaya pembangunan nasional untuk menghilangkan kemiskinan. "Pemerintah kita berjuang keras untuk membela rakyat kecil," kata dia.

Presiden menegaskan semua program pemerintah membela rakyat kecil. "Saya kumpulkan semua pengusaha besar. Saya katakan kamu sudah besar, kau kerja. Dan kalau kau kerja dengan baik, kau penting. Berarti kau menciptakan lapang kerja. Saya harus urus yang paling lemah, yang paling miskin. Semua program saya bisa dilihat, dan sudah mulai hasilnya."

Tapi, lanjut Presiden, ada sekelompok orang yang merencanakan. Datang ke suatu tempat, kata Presiden, bukan berasal dari situ. "Mau membakar, mau merusak, dan menciptakan amarah rakyat, menyerang."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement