Senin 01 Sep 2025 13:24 WIB

Selidiki Pos Polisi Dibakar Pendemo, Kapolda Banten: Tak akan Menoleransi Siapa pun

Kapolda Banten tegaskan usut pembakaran pos polisi di Kota Serang.

Serah terima jabatan Kapolda Banten dari Irjen Pol Suyudi Ario Seto kepada Brigjen Pol Hengki.
Foto: Antara
Serah terima jabatan Kapolda Banten dari Irjen Pol Suyudi Ario Seto kepada Brigjen Pol Hengki.

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Kepala Kepolisian Daerah Banten Brigadir Jenderal Polisi Hengki menegaskan pihaknya mengusut kasus pembakaran Pos Polisi Ciceri yang terjadi saat demonstrasi di Kota Serang pada akhir pekan lalu.

Ia mengatakan penyelidikan kasus pembakaran pos polisi itu masih berjalan. "Ya, kita masih kembangkan. Kita tidak akan menoleransi siapa pun yang melakukan tindak pidana," kata Hengki di Kota Serang, Senin.

Baca Juga

Kapolda juga mengatakan potensi adanya aktor yang menunggangi aksi mahasiswa dan masyarakat hingga terjadi kerusuhan.

"Masih kita dalami. Unjuk rasa itu seharusnya damai, tapi jangan sampai ada penyusup yang memprovokasi. Aspirasi silakan disampaikan, tapi harus jelas apa yang diusung, jumlah peserta, dan apa yang dituntut agar tidak dimanfaatkan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," ujarnya.

Terkait pengamanan aksi sebelumnya, Hengki menjelaskan sebanyak 15 orang sempat diamankan polisi, mayoritas dari mereka adalah pelajar.

"Tanggal 30 (Agustus) kemarin, 14 orang sudah dipulangkan. Kita panggil orang tuanya dan mereka mengucapkan terima kasih. Karena memang banyak yang ikut aksi itu masih pelajar, bahkan ada yang kelas 1 SMA dan SMP," katanya.

Kapolda menekankan pentingnya pengawasan keluarga agar pelajar tidak terlibat aksi berisiko.

"Makanya peran orang tua sangat penting. Polisi, TNI, dan pemerintah daerah menjalankan tugas sesuai undang-undang. Tapi pengawasan yang paling kuat adalah dari orang tua. Cek handphone anak-anaknya, awasi pergaulannya," tambahnya.

Ia mengungkapkan sejumlah pelajar ikut aksi karena pengaruh media sosial dan rasa takut tertinggal pergaulan.

"Kemarin saja ada lima orang yang kita amankan, masih SMP dan SMA kelas satu. Mereka siap melawan petugas hanya karena FOMO, fear of missing out. Mereka merasa harus ikut agar dianggap keren atau gaul. Ini pemikiran yang keliru," jelas Kapolda.

Kapolda mengimbau orang tua lebih proaktif mengawasi aktivitas anak-anaknya. "Kalau anak belum pulang, padahal sudah malam, segera cari, hubungi, telepon. Mereka seharusnya belajar, bukan ikut aksi," tegasnya.

Sebelumnya, Polda Banten mengamankan 15 orang remaja dalam aksi demo di Ciceri, Kota Serang, Sabtu (30/8). Mereka didata dan diberikan pembinaan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement