Kamis 28 Aug 2025 08:13 WIB

Lawan Serangan Israel di Nablus. Puluhan Warga Palestina Terluka

Israel meningkatkan serangan ke sejumlah wilayah di Tepi Barat belakangan.

Anak Palestina menghalau kendaraan Israel selama bentrokan dengan pasukan Israel menyusul serangan militer di kota Nablus, Tepi Barat, Rabu, 27 Agustus 2025.
Foto: AP Photo/Majdi Mohammed
Anak Palestina menghalau kendaraan Israel selama bentrokan dengan pasukan Israel menyusul serangan militer di kota Nablus, Tepi Barat, Rabu, 27 Agustus 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, NABLUS – Serangan tentara Israel ke Tepi Barat yang meningkat belakangan ditingkahi perlawanan warga Palestina. Dua warga Palestina terluka pada Rabu oleh peluru tajam pasukan Israel dan puluhan orang sesak napas akibat gas air mata selama serangan militer Israel yang sedang berlangsung di kota Nablus. 

Kantor berita WAFA melansir, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) melaporkan bahwa timnya menangani 37 orang cedera, termasuk dua akibat peluru tajam, 27 akibat gas air mata, lima akibat peluru logam berlapis karet, satu akibat pecahan peluru, dan dua akibat jatuh dan penyerangan, selama penggerebekan di Kota Tua.

Baca Juga

Penggerebekan tersebut berlangsung selama hampir 14 jam, mengakibatkan dua kali penahanan dan memaksa beberapa keluarga meninggalkan rumah mereka, yang kemudian diubah menjadi pos pengamatan militer.

Menurut sumber lokal dan keamanan, puluhan kendaraan militer menyerbu kota tersebut dan mengerahkan pasukan mereka di pusat kota, sehingga Kota Tua dikepung dan melakukan kampanye penyerbuan skala besar.

Pasukan menggerebek rumah warga, memaksa beberapa keluarga di lingkungan Al-Qasaba pergi dan memerintahkan mereka kembali pada sore hari.

Pasukan juga dikerahkan di seluruh lingkungan kota, menempatkan penembak jitu di kawasan Jalan Sufian dan Lapangan Martir di pusat kota, dan menggerebek beberapa toko komersial di kawasan Ras al-Ain.

photo
Warga Palestina berdiri di belakang barikade yang terbakar selama bentrokan dengan pasukan Israel menyusul serangan militer di kota Nablus, Tepi Barat, Rabu, 27 Agustus 2025. - (AP Photo/Majdi Mohammed)

Pada 11 Juni 2025, pasukan Israel dalam jumlah besar menyapu gang-gang bersejarah Nablus di tengah tembakan keras dan gas air mata. Kota Tua Nablus menjadi saksi salah satu serangan Israel yang paling kejam dan berkepanjangan, di mana rumah-rumah digerebek secara paksa, keluarga-keluarga diperintahkan untuk pergi, toko-toko komersial dijarah dan dihancurkan, dan bangunan-bangunan bersejarah, termasuk Khan al-Wakalah, diubah menjadi barak militer.

Pasukan Israel malam ini menyerang beberapa warga Palestina di kota Sebastia barat laut Nablus dalam serangan militer skala besar yang berlangsung selama lebih dari 24 jam, kata seorang pejabat setempat.

Mohammad Azem, kepala dewan desa, mengatakan kepada WAFA bahwa pasukan Israel menyerbu kota itu lebih dari 24 jam yang lalu, mengubah beberapa rumah menjadi pos militer dan menempatkan penembak jitu di atap rumah lainnya.

Sejak kemarin malam, tentara Israel telah menggerebek dan menggeledah puluhan rumah, menghancurkan isinya dan menyerang warga. Salah satu korban dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan karena kondisinya yang serius. Aparat juga melakukan interogasi lapangan terhadap puluhan warga. Pasukan Israel juga menggerebek beberapa toko komersial, mencuri uang tunai dan barang dagangan.

photo
Tentara Israel menembakkan gas air mata selama bentrokan dengan warga Palestina menyusul serangan militer di kota Nablus, Tepi Barat, Rabu, 27 Agustus 2025. - (AP Photo/Majdi Mohammed)

Tentara Israel sebelumnya melancarkan serangan berkepanjangan di Ramallah dan el-Bireh di Tepi Barat yang diduduki sambil terus menggempur Gaza tanpa henti, dan Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) melaporkan bahwa setidaknya 58 warga Palestina terluka.

Mereka yang terluka pada hari Selasa termasuk seorang anak yang terkena tembakan tajam. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan remaja berusia 13 tahun itu menjalani operasi setelah mengalami luka di bagian perut.

Para saksi mata mengatakan pasukan Israel menyerbu toko penukaran mata uang di daerah antara Ramallah, tempat markas presiden Otoritas Palestina al-Muqata’a, dan el-Bireh, menahan setidaknya tiga warga Palestina sementara penembak jitu Israel menempatkan diri di atap rumah dan tentara menyerbu area pusat pasar sayur.

PRCS mengatakan delapan orang terkena peluru tajam, 14 orang terkena peluru baja berlapis karet – termasuk seorang pria berusia 71 tahun – dan lima orang terluka akibat pecahan peluru. 31 warga Palestina lainnya menderita inhalasi gas air mata, termasuk dua wanita hamil.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (republikaonline)

Sebuah tim penyelamat dicegah untuk mencapai korban luka di daerah yang terkepung, kata PRCS. Dalam penggerebekan tersebut, kendaraan seorang jurnalis juga terkena peluru karet. Pasukan penjajah naik ke atap beberapa bangunan dan menekan peserta Hari Nasional Pemulihan Jenazah warga Palestina yang terbunuh yang diadakan oleh otoritas pendudukan di Pusat Baladna di al-Bireh.

Kepresidenan Otoritas Palestina mengutuk apa yang disebutnya sebagai “eskalasi berbahaya” yang dilakukan pasukan Israel. Dengan memberi label pada penggerebekan tersebut sebagai “tindakan agresi kriminal”, kepresidenan mengatakan pemerintah Israel bertanggung jawab penuh dan mendesak Amerika Serikat untuk turun tangan dan menghentikan “kejahatan” yang sedang berlangsung di Tepi Barat yang diduduki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement