REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT – Dua anak Palestina dibunuh pasukan penjajahan Israel pada Kamis malam di dekat kota Beit Ummar, utara Hebron di Tepi Barat selatan. Pembunuhan ini mencerminkan kian brutalnya tindakan pasukan penjajah di Tepi Barat sejak gencatan senjata di Gaza diumumkan.
Kantor berita WAFA melaporkan bahwa pasukan Israel menembak anak-anak di wilayah selatan Beit Ummar dan kemudian menyita tubuh mereka, dan menyatakan daerah tersebut sebagai zona militer tertutup.
Aktivis media lokal Muhammad Awad melaporkan bahwa pasukan Israel terus mengejar dan melecehkan petani Palestina di wilayah tersebut, yang merupakan rumah bagi pemukiman ilegal Israel di Karmi Tsur.
Dia menjelaskan bahwa tentara sering memukuli atau menahan para petani sebagai bagian dari kampanye yang lebih luas untuk mengintimidasi dan menggusur warga Palestina guna memperluas pemukiman.
Tiga warga Palestina, termasuk seorang anak berusia 14 tahun, juga terluka akibat tembakan tajam dari pasukan pendudukan Israel pada Kamis malam di kota al-Eizariya, tenggara Yerusalem yang diduduki.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan bahwa timnya di al-Eizariya dan Abu Dis memindahkan ketiga korban ke fasilitas medis, termasuk anak tersebut, yang menderita luka akibat peluru tajam selama serangan Israel di kota tersebut.
Pasukan Israel menahan sekitar 40 warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki kemarin. Penangkapan itu digambarkan oleh kelompok tahanan sebagai salah satu kampanye penangkapan terbesar minggu ini.
Masyarakat Tahanan Palestina (PPS) mengatakan mereka yang ditahan termasuk mantan tahanan, seorang pengacara dan beberapa saudara kandung. Aljazirah melaporkan penahanan terkonsentrasi di kota Dura, selatan Hebron. Di sana, pasukan Israel menggerebek beberapa lingkungan, menangkap sedikitnya 18 orang setelah menyerbu dan menggeledah rumah mereka. Tentara juga melakukan interogasi lapangan, merusak properti dan menahan sebentar orang lain, kata PPS.