Jumat 22 Aug 2025 19:20 WIB

Mendikdasmen: Kurikulum MEME Sekolah Rakyat Beri Waktu Belajar Fleksibel dan Peluang Lulus Cepat

Murid sekolah rakyat bisa memilih metode dan waktu belajar sesuai dengan kebutuhan.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI Prof Abdul Muti
Foto: kemendikdasmen
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI Prof Abdul Muti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan kurikulum Multi Entry Multi Exit (MEME) Sekolah Rakyat (SR) memberikan waktu belajar yang fleksibel dan peluang untuk cepat lulus kepada para murid. Ia menjelaskan dengan prinsip fleksibilitas, murid bisa memilih metode dan waktu belajar sesuai dengan kebutuhan dirinya.

“Murid dapat masuk dan menyelesaikan program pendidikan sesuai kebutuhan pribadi, sosial, atau pekerjaan mereka. Inilah saya kira yang berbeda dengan sekolah yang biasa,” kata Mu'ti dalam kegiatan Pembekalan Guru dan Kepala Sekolah Rakyat di Jakarta International Expo (Jiexpo) Kemayoran, Jakarta Utara, Jumat (22/8/2025).

Baca Juga

Pilihan metode dan waktu belajar yang bervariasi itu, lanjutnya, menjamin bahwa setiap murid mendapatkan pengalaman pendidikan yang sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar mereka. Lebih lanjut, ia mengatakan kurikulum MEME diselenggarakan melalui proses pengorganisasian pembelajaran bervariasi dan pengelolaan waktu belajar yang fleksibel.

Pengorganisasian pembelajaran bervariasi itu nantinya akan menghadirkan unit-unit pembelajaran yang bisa dipilih peserta didik, sesuai kecepatan belajarnya masing-masing. Ia menambahkan Kemendikdasmen juga akan mengakomodasi kurikulum tersebut dengan modul yang memungkinkan murid yang belajar cepat juga dapat lulus dengan cepat.

“Beberapa modul juga sudah kita siapkan sehingga dengan modul itu murid yang belajar cepat akan bisa lulus dengan cepat,” katanya.

Tidak hanya murid, Mu'ti menambahkan kurikulum MEME juga menekankan peranan guru yang menjadi sangat penting. Ia menegaskan guru akan dituntut mampu merancang materi pembelajaran secara lebih fleksibel yang disesuaikan dengan kondisi murid.

“Mereka dituntut untuk mampu merancang materi pembelajaran secara lebih fleksibel. Merancang materi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan juga tingkat perbedaan dari masing-masing murid dan kemudian mendampingi murid untuk belajar,” ujar Mu'ti.

Ia meyakini kurikulum MEME mampu memfasilitasi transisi siswa dari berbagai jalur pendidikan, termasuk pengorganisasian mata pelajaran yang memadai serta pengaturan waktu yang adaptif bagi siswa.

“Pendekatan yang digunakan adalah mastery learning atau pembelajaran tuntas di mana pengelolaannya mengadaptasi tailor-made kurikulum yang berarti dibuat khusus sesuai dengan target program,” katanya

Mu'ti mengingatkan materi pembelajaran di kurikulum MEME harus relevan dengan konteks lokal dan kebutuhan siswa, termasuk materi tentang kompetensi akademik, pelajaran hidup, keahlian praktis, dan pelatihan soft skill.

“Ini bertujuan untuk menyiapkan siswa tidak hanya secara akademis tetapi juga untuk kehidupan sehari-hari di masyarakat,” ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement