Rabu 06 Aug 2025 08:44 WIB

Delapan Warga Gaza Kembali Meninggal Kelaparan

Sebanyak 58 pencari bantuan dibunuh tentara Israel.

Warga Palestina membawa jenazah warga yang syahid saat berjuang mendapatkan makanan dan bantuan kemanusiaan di sepanjang koridor Morag dekat Rafah, di selatan Jalur Gaza, Senin, 4 Agustus 2025.
Foto: AP Photo/Mariam Dagga
Warga Palestina membawa jenazah warga yang syahid saat berjuang mendapatkan makanan dan bantuan kemanusiaan di sepanjang koridor Morag dekat Rafah, di selatan Jalur Gaza, Senin, 4 Agustus 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 83 warga Palestina di Jalur Gaza di tengah semakin parahnya krisis kelaparan yang disebabkan oleh Israel sepanjang Selasa. Sementara rumah sakit di wilayah yang terkepung telah mencatat delapan kematian lagi akibat kelaparan dan kekurangan gizi.

Di antara mereka yang syahid pada hari Selasa adalah 58 pencari bantuan, yang ditembak oleh pasukan Israel ketika mereka mendekati lokasi distribusi bantuan yang dioperasikan oleh GHF yang didukung Amerika Serikat dan Israel.

Baca Juga

Koresponden Aljazirah, melaporkan dari Deir el-Balah di Gaza tengah, bahwa skenario yang sama terjadi di Gaza setiap hari sejak lokasi distribusi GHF mulai beroperasi pada bulan Mei. “Warga Palestina mendekati lokasi distribusi ini, menunggu makanan, namun pasukan Israel melepaskan tembakan,” kata Khoudary.

Dia mengutip sumber di Rumah Sakit al-Shifa yang mengatakan bahwa jumlah orang terluka yang dipindahkan dari titik distribusi di dekat penyeberangan Zikim di Gaza utara “sangat banyak”.

“Cedera datang dengan peluru di bagian tubuh mereka yang sangat sulit diobati, termasuk kepala, leher dan juga dada mereka,” kata koresponden Aljazirah. “Siklus kekerasan sama di ketiga lokasi distribusi.”

Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi kemanusiaan lainnya telah mengkritik keras GHF karena gagal memberikan bantuan yang cukup dan situasi keamanan yang buruk di dan sekitar lokasi distribusi bantuannya.

photo
Warga Palestina berjuang mendapatkan makanan dan bantuan kemanusiaan di sepanjang koridor Morag dekat Rafah, di selatan Jalur Gaza, Senin, 4 Agustus 2025. - (AP Photo/Mariam Dagga)

Sejauh ini, lebih dari 1.560 warga Palestina yang mencari bantuan telah dibunuh oleh pasukan Israel ketika mencoba menerima makanan di tengah krisis kelaparan yang disebabkan oleh Israel. Serangan ini terjadi ketika lembaga bantuan dan pejabat kesehatan memperingatkan peningkatan tajam angka kelaparan, khususnya di kalangan anak-anak dan orang lanjut usia.

Salim Asfour, 75, mengatakan kepada Aljazirah bahwa dia hanya hidup dari roti dan air selama berbulan-bulan dan berat badannya turun dari 80 kg menjadi 40 kg sejak dimulainya perang. “Anak saya perlu membantu saya berjalan ke kamar mandi,” katanya. "Bagaimana saya bisa mendapatkan bantuan makanan dari Rafah. Bagaimana saya bisa berjalan sejauh 20 km?"

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, delapan orang lagi meninggal karena kelaparan atau kekurangan gizi dalam periode pelaporan 24 jam terakhir, termasuk seorang anak. Hal ini menjadikan jumlah total warga Palestina yang meninggal karena kelaparan atau kekurangan gizi sejak perang Israel dimulai menjadi 188 orang, termasuk 94 anak-anak.

Pada Senin, Israel mengizinkan 95 truk bantuan masuk ke Jalur Gaza, jauh di bawah 600 truk per hari yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum, menurut badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA. Rata-rata harian kini mencapai 85 truk.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement