REPUBLIKA.CO.ID, Ketegangan lama di perbatasan Thailand dan Kamboja kembali memanas setelah bentrokan bersenjata terjadi di wilayah yang telah lama diperselisihkan oleh kedua negara tersebut. Insiden ini menandai eskalasi serius dalam konflik yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan.
Baku tembak, serangan roket, dan tembakan artileri dilaporkan terjadi di sejumlah titik. Militer Thailand menyebut satu tentaranya gugur, sementara 13 warga sipil tewas dan puluhan lainnya luka-luka, termasuk 14 tentara dan 32 warga sipil. Sebagai balasan, Thailand meluncurkan serangan udara ke wilayah Kamboja.
Bentrokan ini merupakan insiden bersenjata kedua sejak seorang tentara Kamboja tewas tertembak pada Mei lalu. Ketegangan kian meningkat setelah insiden ledakan ranjau darat yang mengakibatkan tentara Thailand kehilangan kaki kanannya, disusul keputusan kedua negara untuk menurunkan tingkat hubungan diplomatik.
Kenapa konflik ini bisa terjadi?
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja mulai memanas kembali pada Mei, setelah pasukan bersenjata dari kedua negara terlibat kontak senjata singkat di wilayah perbatasan yang masih disengketakan. Masing-masing pihak mengklaim area itu sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya.
Kedua negara mengklaim bahwa mereka hanya bertindak untuk membela diri. Dalam insiden tersebut, satu prajurit Kamboja dilaporkan tewas.
Meski setelah insiden tersebut kedua pihak menyatakan telah sepakat untuk meredakan situasi, nyatanya ketegangan tetap tinggi. Baik otoritas Kamboja maupun Thailand terus menerapkan, atau setidaknya mengancam akan memberlakukan, kebijakan-kebijakan keras yang berada di bawah ambang konfrontasi militer langsung.
View this post on Instagram