Ahad 27 Jul 2025 20:08 WIB

Thailand-Kamboja 'Sibuk' Perang, PHRI: Bali Makin Dilirik Wisatawan

Selama ini, Thailand menjadi kompetitor Bali menggaet wisatawan internasional.

ILUSTRASI Wisatawan tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali.
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
ILUSTRASI Wisatawan tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Bali menyatakan, Pulau Dewata berpotensi semakin menggaet wisatawan mancanegara (wisman) yang mengalihkan liburan dari Thailand. Hal itu sebagai dampak perang yang terjadi antara Thailand dan Kamboja kini.

“Pola tersebut bisa saja terjadi karena turis ingin berwisata di tempat aman dan nyaman,” kata Sekretaris PHRI Bali Perry Markus di Denpasar, Bali, Ahad (27/7/2025).

Baca Juga

Menurut Perry, selama ini sejumlah destinasi wisata di Thailand menjadi kompetitor pariwisata Bali. Alhasil, persaingan terjadi demi menarik jumlah kunjungan wisman.

Pada momen-momen seperti ini, lanjut dia, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pelaku pariwisata di Bali diharapkan lebih gencar berpromosi. Di samping itu, aspek-aspek lainnya terkait pariwisata mesti lebih ditingkatkan sehingga makin menarik untuk menjadi pilihan para wisman.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali per Mei 2025, rata-rata tingkat okupansi perhotelan setempat mencapai di atas 58 persen. Bagi Perru, angkat itu menunjukkan hasil yang positif.

Masih menurut data BPS Bali, rata-rata durasi tinggal wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, di Pulau Dewata per Mei 2025 mencapai 2,61 malam. Perry berharap, adanya perang antara Thailand dan Kamboja dapat menjadi momentum peningkatan jumlah lama tinggal wisman di Bali.

“Kami harapkan selain okupansi juga diikuti lama tinggal wisatawan yang lebih lama,” ujar dia.

Sementara itu, berdasarkan catatan Angkasa Pura selaku pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, sepanjang semester pertama 2025 pihaknya telah melayani 11,4 juta pergerakan penumpang. Artinya, ada kenaikan bila dibandingkan dengan periode sama pada 2024 lalu, mencapai 11,2 juta pergerakan. Itu dengan hampir 69 ribu pergerakan pesawat.

Dari jumlah tersebut, 7,2 juta pergerakan penumpang di antaranya adalah penumpang internasional.

Adapun lalu lintas penerbangan sepanjang 2024 lalu, Bandara I Gusti Ngurah Rai menjadi bandara tersibuk kedua di Indonesia. Ada total 142 ribu pergerakan atau rata-rata 388 pergerakan pesawat per hari.

Bandara di Bali menjadi satu-satunya pelabuhan udara di Indonesia yang dilayani penerbangan komersial reguler oleh maskapai yang menggunakan armada pesawat terbesar, Airbus 380-800.

Konflik bersenjata antara Thailand dan Kamboja terjadi di wilayah perbatasan kedua negara tetangga itu sejak Kamis (24/7/2025). Lebih dari 30 orang dilaporkan tewas dari kedua belah pihak. Tak kurang dari 100 ribu orang terpaksa mengungsi ke daerah yang lebih aman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement